Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Uni Eropa telah lama menjalin hubungan berdasarkan nila-nilai yang sama seperti integrasi kawasan, demokrasi, perdagangan hak asasi manusia dan komitmen untuk menerapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Selain itu, Indonesia yang dikenal sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar, Uni Eropa menjadi salah satu dari tiga importir minyak kelapa sawit itu.
Hubungan ini mencerminkan pentingnya Indonesia bagi Uni Eropa, yakni sebagai anggota G20, demokrasi terbesar ketiga di dunia dan pengaruhnya dalam ASEAN.
Advertisement
Namun, berdasarkan konferensi pers pada Kamis (5/9/2019), di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kepala Perdagangan Uni Eropa, Raffael Quarto mengatakan impor minyak kelapa sawit akan diminimalisir.
"Uni Eropa akan membatasi impor minyak kelapa sawit dari Indonesia," ujarnya. Akan tetapi, ia juga menyebutkan bahwa impor kelapa sawit juga sangat berguna untuk Uni Eropa, karena negara-negara organisasi antarpemerintahan dan supranasional sangat mengandalkan minyak kelapa sawit Indonesia.
Selain itu, Uni Eropa mengakui kelapa sawit asal Indonesia memiliki kualitas dan kuantitas sebagai penghasil minyak nabati terbaik, dibandingkan tanaman-tanaman lain seperti rapeseed, bunga matahari dan kedelai.
Hubungan Kerja Sama Bilateral
Pejabat Delegasi Uni Eropa, Michael Bucki mengatakan, sebagai negara penghasil minyak kepala sawit, Indonesia bisa memproduksi minyak kelapa sawit dengan jumlah yang sangat besar.
Walaupun tanaman lain seperti bunga matahari dan kedelai memiliki produksi yang baik, minyak kelapa sawit adalah tanaman yang lebih baik dan juga cepat tumbuh, sehingga dapat memproduksi lebih banyak minyak.
Seiring dengan meningkatnya status Indonesia di panggung dunia, kemitraannya dengan Uni Eropa semakin kokoh. Uni Eropa akan terus memperdalam hubungan ini dengan fokus pada sejumlah bidang.
Sejumlah hubungan kerjasama dari kedua negara ini ialah politik, keamanan dan pertahanan, perdagangan dan investasi, pendidikan dan lingkungan hidup.
Advertisement
Politik, Keamanan dan Pertahanan
Uni Eropa dan Indonesia memiliki sejarah kerjasama yang panjang, salah satunya tentang politik, kemananan dan pertahanan.
Seperti pada Misi Pemantau Aceh (AMM) pada 2005, dimana Uni Eropa memimpin operasi pemeliharaan perdamaian dan pengelolaan krisis di provinsi Aceh untuk pelaksanaan perjanjian perdamaian Helsinki.
Kerjasama selanjutnya adalah bidang pencegahan terorisme dan ekstremisme dengan kekerasan, pelatihan pemeliharaan perdamaian dan pendidikan pertahanan. Kerjasama itulah yang membuat kedua negara ini menjadi lebih erat.
Indonesia dan Uni Eropa mendukung tatanan internasional berbasis aturan dan multilateralisme yang efektif dengan PBB sebagai intinya.
Dalam berbagai isu global, keduanya memiliki visi yang sama serra menganggap isu-isu tersebut dengan bekerja sama, misalnya dari non-proliferasi senjata pemusnah massal hingga proses perdamaian di berbagai belahan dunia.
Perdaganggan dan Investasi
Pada 2018, total perdagangan barang antara Uni Eropa dengan Indonesia terus meingkat, terbukti dengan mencapai EUR 26,3 miliyar dengan surplus substansal senilai EUR 6,9 miliar bagi Indonesia.
Selama bertahun-tahun, Uni Eropa secara konsisten merupakan investor non-Asia utama bagi Indonesia, yakni dengan aliran Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) yang mencapai lebih dari USD 1,8 miliyar pada 2018.
Selain itu, perusahaan Uni Eropa berinvestasi di sektor-sektor yang menghasilkan produk atau aktivitas bernilai tambah tinggi serta memberikam lapangan kerja berkualitas tinggi bagi masyarakat tanah air.
Perusahan-perusahaan tersebut membawa teknologi cangguh, sehingga membantu meningkatkan nilai tambah Indonesia dalam rantai nilai industri.
Advertisement
Pendidikan
Kerjasama dalam bidang pendidikan, Uni Eropa dengan Indonesia memiliki program beasiswa Erasmus+ yang bergengsi dengan sebanyak lebih dari 200 beasiswa.
Di besasiswa tersebut, tidak hanya menandai studi di Eropa taoi juga membantu generasi muda agar dapat menghargai keanekaragaman, serta meningkatkan keingintahuan dan persahabatan.
Daei tahun 2008 hingga 2017,Uni Eropa telah memberikan dukungan anggaran langsung kepada pemerinttah Indonesia dengan total hibah melebihi IDR 5,7 triliun untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hibah ini pun bermanfaat bagi 7 juta anak di lebih dari 55.000 sekolah.
Lingkungan Hidup dan Perubahaan Iklim
Uni Eropa merupakan salah satu penggerak utama untuk prakarsa-prakarsa terkait, terutama dalam hal kualitas udara/air, efiensi sumber daya, limbah, keanekaragaman hayati dan pengelolaan berkelanjutan hutan hujan Indonesia.
Uni Eropa juga mendukung prioritas Indonesia lainnya di bidang lingkungan hidup. Misalnya, dukungan bagi perencanaan pembangunan rendah emisi di Aceh, pemulihan lahan gambut, maupun informasi yang lebih baik untuk penggunaan lahan dan sumber daya laut.
Selanjutya, Uni Eropa meningkatkan upaya pengumpulan, pengurangan, penggunaan kembali dan daur ulang limbah padat. Hal ini untuk mencegah sampah laut dan dampak terdahap sektor pariwisata bagi Indonesia.
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti
Advertisement