Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan India berkomitmen menindaklanjuti rencana proyek pembangunan infrastruktur konektivitas laut kedua negara, terutama yang menghubungkan Aceh dengan Andaman & Nikobar --sebuah rencana yang telah digagas sejak 2018.
Komitmen disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri India S Jaishankar dalam pertemuan bilateral di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, dalam pertemuan tingkat tinggi pada Mei 2018, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri India Narendra Modi sepakat untuk menguatkan konektivitas kedua negara via laut di wilayah Sumatera dengan Andaman & Nikobar yang dipisahkan oleh Samudera Hindia.
Baik Jokowi dan Modi menilai bahwa perhubungan itu akan mempererat hubungan kedua negara pada bidan maritim, perdagangan, turisme dan relasi antar-bangsa (people to people contact), serta diproyeksikan akan menguntungkan secara ekonomi bagi RI dan India.
Menindaklanjuti proyek itu, Menlu Retno mengatakan bahwa RI - India telah mengadakan pertemuan pembuka gugus tugas gabungan untuk pembangunan konektivitas Aceh - Andaman & Nikobar (Preliminary Meeting of the Joint Task Force for Aceh - Andaman & Nikobar Connectivity) pada 3 September 2019 di Jakarta.
"Pada pertemuan itu, kami sepakat untuk menguatkan perdagangan, investasi, pengembangan konektivitas, pengembangan berkelanjutan sumber daya maritim, pertukaran budaya, pendidikan, hingga pelabuhan," kata Retno dalam konferensi pers bersama dengan Jaishankar di Kemlu RI, Jakarta, Kamis 5 September 2019.
Retno menambahkan, diskusi penuh perihal realisasi proyek tersebut juga akan dilaksanakan dalam waktu dekat tahun ini.
"Pertemuan perdana gugus tugas akan dilaksanakan pada 12 November 2019 di Aceh. Indonesia siap untuk pengembangan infrastruktur konektivitas Aceh - Andaman & Nikobar," jelasnya.
Simak video pilihan berikut:
Konektivitas Aceh - Andaman Prioritas Strategis Kunci
Menimpali dalam kesempatan yang sama, Menlu Jaishankar mengatakan bahwa proyek konektivitas tersebut merupakan hal vital dalam konsep keamanan dan pertumbuhan bagi semua di kawasan kedua negara, serta selaras dengan kebijakan 'poros maritim dunia' Indonesia.
"Meningkatkan konektivitas antara India dan Indonesia, terutama antara Andaman & Nikobar dengan Provinsi Aceh, merupakan prioritas strategis kunci bagi kedua negara," kata Jaishankar.
Deputi Bidang Koordinasi Bidang Infrastruktur Kemenko Maritim, Ridwan Djamaluddin juga menegaskan bahwa proyek konektivitas Aceh - Andaman adalah prioritas dalam hubungan bilateral RI dan India --Liputan6.com melaporkan pada Maret 2019.
Ridwan menuturkan, dasar utama kerja sama tersebut untuk memperkuat hubungan perdagangan dan kerja sama antara kedua negara. Alasan dipilihnya Sabang, kata dia, karena lokasinya yang berdekatan dengan India, yakni Kepulauan Andaman dan Nikobar.
"Keinginan kedua pihak. India sendiri perlu pasokan logistik dari Aceh. Kita juga berkepentingan. Pelabuhan akan dikembangkan, tapi mereka butuh bahan baku bangunan dari Aceh untuk pembangunan di Nikobar dan Andaman," tambahnya.
"Dekat. Sama-sama di kawasan strategis perdagangan juga. Masuk kawasan selat Malaka. Bersama-sama memperkuat eksistensi kedua negara," kata Ridwan.
Dia pun menyampaikan, pihak India telah beberapa kali mengirim tim teknisnya untuk melakukan studi di Sabang.
Meskipun demikian, pejabat Kemenko Maritim itu belum dapat mengungkapkan nilai investasi yang akan digelontorkan untuk pembangunan pelabuhan tersebut.
"Mereka sudah datang beberapa kali ke Sabang. Kita eksplorasi dari sana termasuk tim teknis India dari sana."
Advertisement