Liputan6.com, Pyongyang - Lima orang tewas dan tiga lainnya terluka setelah Topan Lingling menghantam Korea Utara, menurut laporan dari media pemerintah.
Setelah menerjang Korea Selatan, Lingling menghantam Korea Utara sejak Sabtu 7 September 2019 --meningkatkan kekhawatiran tentang kerusakan tanaman di negara terpencil yang sering menderita kekurangan makanan.
"Tanaman jatuh, terendam atau terkubur di lahan pertanian seluas 46.200 hektar," kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Minggu 8 September, dikutip dari Al Jazeera, Senin (9/9/2019).
Advertisement
Langkah-langkah penanganan bencana sekarang sedang berlangsung di daerah-daerah yang tertimpa musibah, lanjut KCNA.
Sebelum badai, pemerintah Korea Utara sempat mengadakan pertemuan darurat pada hari Jumat di bawah pengarahan dari Pemimpin Kim Jong-un.
Dalam pengarahan, Kim memarahi para pejabat senior karena "tidak berdaya menghadapi topan, tidak menyadari keseriusannya dan meremehkan situasi," KCNA melaporkan pada hari Sabtu.
Dari Korea, Topan Lingling Mengarah ke Rusia
Di Korea Selatan, Topan Lingling menewaskan tiga orang dan melukai 27 lainnya, kata pihak berwenang, Sabtu.
Badai menyebabkan pemadaman listrik ke sekitar 160.000 rumah tangga dan membuat ratusan penerbangan, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan. Listrik dipulihkan ke sebagian besar rumah yang terkena dampak.
Seoul mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya sedang melakukan survei efek topan dan terlibat dalam pekerjaan pemulihan.
Badai itu bergerak di dekat Vladivostok Rusia pada hari Minggu pagi.
Advertisement