Liputan6.com, Beijing - Huang Yuanzhen, orang pertama di dunia yang menerima transplantasi kornea dari babi, dikabarkan kembali bisa melihat ke tingkat yang hampir normal, lapor Chutian Metropolitan Daily.
Wanita warga negara China itu menjalani proses operasi di Wuhan Union Hospital pada 2010. Pemeriksaan yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan penglihatan mata kanannya telah mencapai 0,5 --tingkat penglihatan yang hampir setara dengan orang normal.
Mata kanan Huang terluka parah dalam kecelakaan pada tahun itu. Satu-satunya cara baginya untuk mendapatkan kembali penglihatannya adalah melakukan transplantasi kornea.
Advertisement
Baca Juga
Namun, karena kurangnya donor kornea, Huang harus menunggu selama tiga bulan dan dikhawatirkan luka mata Huang justru kian memburuk. Kala itu, kebetulan pihak rumah sakit sedang melakukan uji klinis untuk kornea bio-engineered atau rekayasa biologis.
Huang menyanggupi untuk menerima transplantasi kornea tetapi bukan dari manusia, melainkan babi. Setelah pembedahan, ia mengaku penglihatannya berangsur-angsur membaik.
Sekarang, penglihatan mata kanannya telah mencapai 0,5 dibandingkan dengan mata kirinya yang normal, yakni 0,6.
"Saya sekarang dapat memasukkan benang ke dalam lubang jarum dan membaca koran. Yang lebih penting, saya bisa menyaksikan cucu saya mengikuti ujian masuk perguruan tinggi nasional. Saya sangat senang," ujar Huang, seperti dikutip dari Asia One, Senin (10/9/2019).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tidak Bisa Sembarang Hewan
Kornea adalah lapisan transparan terluar mata. Sekitar 5 juta orang di China kehilangan penglihatan karena gangguan kornea atau kerusakan mata lainnya.
Setiap tahun, sekitar 100.000 orang menjadi buta karena kondisi kornea mereka memburuk. Di antara mereka, hanya 5.000 orang yang dapat menerima transplantasi karena donor kornea amat terbatas. Itu berarti, pasien harus diangkat matanya.
Akan tetapi sejak 2010, Wuhan Union Hospital menjelaskan bahwa lebih dari 100 orang telah menerima transplantasi kornea babi.
Transparansi kornea babi dianggap mampu mencapai tingkat jaringan manusia. Selain itu, kornea babi secara genetik mirip dengan kornea manusia dan lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan hewan lain seperti monyet, yang tidak cocok untuk pemeliharaan skala besar.
"Kornea binatang dapat membawa virus dan di antara satwa yang telah diujicobakan, jaringan babi ditemukan memiliki risiko infeksi terendah pada penerima," kata Zhang Mingchang, direktur ophthalmology Wuhan Union Hospital.
Zhang menambahkan, kornea rekayasa hayati dapat memenuhi permintaan 30 sampai 40 persen pasien yang membutuhkan transplantasi di Wuhan Union Hospital dan sangat mengurangi 'ketegangan' di sisi pasokan kornea.
Meskipun demikian, kornea yang direkayasa secara biologis bukanlah obat ajaib untuk semua gangguan, menurut Zhang. Cara ini tidak dapat membantu, misalnya, luka penetrasi yang parah.
Advertisement