Liputan6.com, Valencia - Banjir bandang melanda bagian tenggara Spanyol. Bencana itu mengakibatkan lima orang tewas dan 3.500 warga diungsikan dari rumah.
Laporan BBC yang dikutip Sabtu (14/9/2019) menyebut bahwa sungai-sungai meluap ketika beberapa daerah di Valencia, Murcia, dan Andalusia timur diguyur curah hujan terderas yang pernah tercatat.
Kendaraan bahkan hingga tersapu oleh derasnya air banjir, yang menyebabkan setidaknya tiga orang tewas. Sementara seorang pria dilaporkan tewas akibat terjebak di dalam terowongan jalan tol yang banjir.
Advertisement
Seorang pria lain ditemukan tewas di Desa Redovan, Valencia karena meninggalkan rumahnya dengan berjalan kaki pada hari Jumat sebelumnya.
Hujan deras menyebabkan kekacauan di jalan-jalan dan transportasi umum. Dua bandara di Murcia dan Almeria juga terdampak dan terpaksa tutup untuk sementara waktu, membuat para pelancong terdampar.
Beberapa jalur kereta api dan banyak sekolah di wilayah itu ditutup akibat kondisi cuaca buruk.
Ribuan polisi, pemadam kebakaran dan tentara telah dikerahkan dalam operasi penyelamatan. Sejumlah di antaranya bertugas menggunakan kapal dan helikopter.
Seorang pekerja darurat mengatakan bahwa seorang pria berpegangan pada rambu lalu lintas saat ia menunggu penyelamatan dari banjir bandang di tenggara Spanyol itu.
Menurut AFP, sejauh ini 689.000 siswa terkena dampak di Valencia saja.
Banjir Bandang Sebelumnya Picu Pemadaman Listrik
Sebelumnya, petugas pemadam kebakaran di Spanyol menemukan tubuh seorang pengemudi yang sudah dalam keadaan tewas di dalam mobilnya setelah tersapu oleh banjir bandang pada Selasa, 9 Juli 2019.
Dikutip dari laman Sky News, Rabu 10 Juli 2019, hujan deras pada Senin malam menyebabkan penutupan jalan dan pemadaman listrik, terutama di kota Tafalla, Spanyol utara yang menyebabkan dua sungai meluap.
Secara tragis ia ditemukan di dekat Moriones, di kotamadya Ezprogui di Spanyol.
Video dan foto di media sosial menunjukkan bagaimana air menyapu mobil-mobil di Tafalla. Banjir bandang ini juga membuat jalanan rusak.
Pemerintah daerah Navarre mengatakan kota yang berpenduduk 10.000 jiwa tersebut telah terputus akses listrinya sejak Selasa kemarin.Dikatakan, jalur kereta api utama juga terganggu.
Tak hanya Tafalla, di Pamplona yang berjarak sekitar 25 mil (40 km) juga terkena imbasnya. Padahal, kota ini kenal dengan festival banteng tahunan. Akibat kejadian ini, acara itu akan ditangguhkan.
Advertisement
Diterjang Badai
Sementara itu, beberapa waktu lalu sejumlah wilayah di bagian timur Spanyol dan kepulauan Balearic menghadapi hujan lebat, setelah Madrid dan daerah sekitarnya dilanda badai hebat yang memicu banjir bandang pada Senin 26 Agustus 2019.
Jalan-jalan di sekitar ibu kota Spanyol tergenang banjir, banyak penerbangan dialihkan dari Bandara Internasional Barajas yang terdampak. Layanan kereta bawah tanah pun terpengaruh pada Senin malam, ketika depresi badai terus bergerak melintasi pusat Semenanjung Iberia.
Dikutip dari The Guardian pada Rabu 28 Agustus 2019, langit di atas Kota Madrid dan sekitarnya diterangi oleh lebih dari 9.300 kilat akibat badai terkait, lapor kantor meteorologi Spanyol, Aemet.
Salah satu daerah yang paling terpukul akibat badai tersebut adalah kota satelit Arganda del Rey, di mana mobil dan tempat sampah berhamburan terdorong banjir.
Penduduk setempat akhirnya menggunakan sekop untuk membersihkan jalan dan trotoar oleh puing-puing yang hanyut akibat hujan dingin.
Aemet mengatakan kota itu telah diguyur hujan setara 46,4 liter air per meter persegi ketika badai mulai menghantam.
Situasi serupa membuat stasiun bawah tanah Arganda, yang merupakan salah satu pusat komuter di pinggiran Madrid, ditutup hingga Selasa pagi akibat sebagian jalur yang tergenang air.