Liputan6.com, Monrovia - Kebakaran terjadi di sebuah pesantren atau sekolah asrama untuk belajar agama di pinggiran kota di luar ibu kota Liberia, Monrovia. Seorang juru bicara pemerintah mengatakan, 26 anak tewas dalam insiden tersebut.
"Anak-anak itu tidur di sebuah bangunan yang melekat pada sebuah masjid di sebuah sekolah agama di Kota Paynesville, ketika terbakar sekitar pukul 23.00 malam waktu Liberia," ujar Sekretaris Pers Presiden Isaac Solo Kelgbeh, kepada CNN, Kamis (19/9/2019).
"Anak-anak itu, sebagian berusia 10 tahun, tidak dapat melarikan diri dari bangunan itu karena tidak ada jalan keluar darurat dan ada jeruji baja di jendela," kata Kelgbeh.
Advertisement
Dua guru juga termasuk di antara korban tewas. Sementara dua orang yang selamat dibawa ke rumah sakit setempat dan dalam kondisi kritis.
Jumlah korban tewas dilaporkan simpang siur. Sejumlah media menyebut 26, lainnya melapor bahwa yang meninggal dunia mencapai 27 hingga 28 orang.
Pemakaman Korban Tewas
Presiden Liberia George Weah mengunjungi situs kebakaran pada Rabu pagi dan berkata: "Saya tersentuh oleh berita mengerikan dan memutuskan untuk bergegas ke sini, untuk melihat sendiri keluarga anak-anak dan kepemimpinan masyarakat untuk menyampaikan rasa simpati."
"Sangat menyedihkan bahkan ketika seorang warga meninggal; apalagi ada 28 anak-anak, calon pemimpin, yang bercita-cita untuk masa depan yang lebih baik dan sejahtera," tambahnya.
Presiden George Weah mengatakan akan meluncurkan penyelidikan terkait penyebab kebakaran.
Sementara itu, para korban akan dimakamkan pada hari Rabu, sejalan dengan upacara pemakaman Islam, yang menetapkan bahwa seseorang harus dimakamkan sesegera mungkin setelah mereka meninggal -- seringkali dalam waktu 24 jam.
Advertisement