Sukses

5 Penumpang Kapal Terkenal yang Batal Naik Titanic, Selamat dari Maut...

Nama dari 5 penumpang kapal ini terkenal, mereka beruntung karena tak jadi berlayar dengan Titanic.

Liputan6.com, London - Ketika orang berpikir tentang Titanic dan karamnya kapal megah ini secara dramatis pada 1912, mereka pasti membayangkan para penumpang malang yang menjadi korban dalam tragedi ini.

Beberapa di antara yang meninggal adalah sosok yang cukup 'punya nama' di Inggris. Kisah-kisah mereka menjadi bagian yang mampu menarik perhatian dari bencana Titanic.

Namun, tahukah Anda bawha ada orang-orang terkenal yang melewatkan perjalanan mereka dengan Titanic? Berikut adalah 5 di antaranya, seperti dikutip dari Vintage News, Kamis (19/9/2019).

2 dari 6 halaman

1. Guglielmo Marconi

Guglielmo Marconi adalah seorang penemu Italia dan insinyur listrik yang dikenal karena penemuan perintisnya pada transmisi radio jarak jauh, pengembangan hukum Marconi, dan sistem telegraf radio.

Dia dikreditkan sebagai penemu radio dan mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada 1909, bersama Karl Ferdinand Braun, atas kontribusi mereka terhadap pengembangan telegrafi nirkabel.

Marconi juga merupakan seorang pengusaha, wiraswasta, dan pendiri The Wireless Telegraph & Signal Company di Inggris pada 1897 (yang kini berganti nama menjadi Marconi Company).

Pria kelahiran Palazzo Marescalchi, Bologna, Italia itu hampir saja menjadi penumpang RMS Titanic ketika sebuah tawaran eksklusif datang kepadanya. Pelayaran perdana Titanic membutuhkan 'bintang' sekaliber Marconi. Untung baginya, dia menolak.

Sebuah artikel tahun 2017 yang dipublikasikan Mental Floss berbunyi: "Meskipun keluarganya sangat ingin mencoba menaiki kapal mewah, Marconi memilih untuk berlayar ke Amerika Serikat tiga hari sebelumnya. Dia punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan dia lebih menyukai stenografer kapal sebelumnya, Lusitania."

RMS Lusitania adalah kapal penumpang milik perusahaan Cunard Steamship Line Shipping Company, sebuah perusahaan Britania Raya. Kapal ini dibangun oleh John Brown and Company sebuah perusahaan dari Clydebank, Skotlandia.

Tiga tahun setelah tenggelamnya Titanic, ia menghadapi kematian lain terkait dengan kapal karam juga. Kali ini menimpa Lusitania.

Kapal itu ditembak oleh kapal selam Jerman U-20 pada 7 Mei 1915 dan tenggelam, menewaskan 1.195 orang dari 1.959 penumpangnya. Untungnya, insiden maut ini terjadi usai dia turun dari kapal.

Macroni meninggal di Roma, Italia pada 20 Juli 1937. Ia mengembuskan nafas terakhir pada usia 63 tahun.

3 dari 6 halaman

2. Milton Snavely Hershey

Milton Snavely Hershey adalah seorang pembuat cokelat dan dermawan Amerika. Terbiasa dalam bisnis gula-gula, Hershey memelopori pembuatan karamel menggunakan susu segar.

Ia meluncurkan Lancaster Caramel Company yang produksinya mencapai ekspor dalam jumlah besar, dan kemudian menjualnya untuk membuka perusahaan baru yang memasok cokelat susu yang diproduksi secara massal. Kala itu, cokelat susu adalah barang mewah.

Menurut situs web Penn Live pada tahun 2015, Milton dan istrinya, Catherine "Kitty" Elizabeth Sweeney, menghabiskan musim dingin di Nice, Prancis, sejak Desember 1911.

Titanic berlayar tepat waktu saat Milton berniat kembali ke Negeri Paman Sam. Mereka pun memutuskan untuk pergi ke Inggris dan membeli tiket kelas satu seharga US$ 300, demi bisa menaiki kapal legendaris ini dalam pelayaran perdananya.

Pihak RMS Titanic kemudian mengundang mereka untuk bergabung dengan pelayaran perdana Titanic.

Namun, mereka terpaksa membatalkan reservasi pada menit terakhir karena masalah bisnis yang membutuhkan perhatian Milton. Sebaliknya, mereka malah memesan tiket ke New York dengan kapal mewah Jerman: SS Amerika.

Hershey Museum (yang kini menjadi Hershey Story Museum pada 2009) menampilkan salinan cek yang ditulis Milton kepada White Star Line (perusahaan pelayaran Inggris) sebagai deposit untuk kabin kelas satu di Titanic.

 

4 dari 6 halaman

3. Alfred Gwynne Vanderbilt

Nama Alfred Gwynne Vanderbilt identik dengan perahu dan kereta api, setelah didirikan oleh Cornelius (alias "Commodore") pada Abad ke-19. Vanderbilt adalah seorang pengusaha dan olahragawan, yang mewarisi kekayaan dalam jumlah besar.

Perjalanannya dengan Titanic tidak pernah terjadi, karena ia gagal mencapai kapal. Ia batal naik pada menit-menit terakhir.

Sedihnya, takdir berkehendak lain. Ia meninggal pada usia 37 tahun dalam tragedi serangan RMS Lusitania pada 7 Mei 1915, yang juga hampir merenggut nyawa Guglielmo Marconi. Seratus tahun berlalu, Irish Times mengulas:

"Dia menggunakan jaket pelampungnya dan, pada saat-saat kritis ketika kapal itu tenggelam, ia menyelamatkan anak-anak ke sekoci. Dia menunjukkan, keberanian yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Tubuhnya tidak pernah ditemukan."

5 dari 6 halaman

4. Theodore Dreiser

Theodore Herman Albert Dreiser adalah seorang novelis dan jurnalis Amerika. Novel terkenal Dreiser antara lain Sister Carrie (1900), An American Tragedy (1925) dan The Financier (1912).

Pada 2012, Slate.com menulis: "Dia ingin sekali memesan tiket di kapal besar yang dipenuhi dengan semua jenis kemegahan, kolam, dan mewah. Namun, penerbitnya di Inggris mendesaknya untuk mengambil RMS Kroonland, yang lebih murah, dan akhirnya Dreiser berlayar dari Dover pada 100 tahun lalu, 13 April, dua hari sebelum Titanic tenggelam."

Terinspirasi oleh bencana maritim itu, Dreiser menuangkan pemikirannya pada sebuah halaman dalam memoar tahun 1913, A Traveler At Forty. 

6 dari 6 halaman

5. J.P. Morgan

John Pierpont Morgan Sr. atau dikenal sebagai J. P. Morgan adalah seorang pemodal dan bankir Amerika yang mendominasi keuangan perusahaan di Wall Street sepanjang Zaman Emas.

Sebagai kepala perusahaan perbankan J.P. Morgan and Co., ia memainkan peran sentral dalam gelombang konsolidasi industri selama akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20. Morgan diinvestasikan dalam entitas pengendali White Star Line International Mercantile Marine.

Majalah Smithsonian menulis pada tahun 2012: "Morgan menghadiri peluncuran kapal (Titanic) pada tahun 1911 dan memiliki suite pribadi di bagian atas kapal, dengan dek berjalan pribadi dan kamar mandi yang dilengkapi dengan pemegang cerutu yang dirancang khusus."

Keputusannya untuk tidak pergi ketika Titanic berlayar perdana --dilaporkan karena bersenang-senang di Aix, sebuah resor di Prancis-- menempatkannya dalam daftar "Just Missed It" di Titanic.

Â