Sukses

Kisah Tragis Pria AS Lamar Kekasih di Bawah Laut Berujung Tewas

Seorang pria Amerika Serikat tewas tenggelam saat melakukan lamaran di bawah laut.

Liputan6.com, Tanzania - Belum sempat mendengar jawaban sang kekasih, seorang pria Amerika Serikat tewas tenggelam saat melakukan lamaran di bawah laut. Kala itu, mereka tengah liburan di Tanzania.

Sebelum insiden tersebut terjadi, Steven Weber dan pacarnya, Kenesha Antoine, tinggal dalam kamar yang memiliki ruangan bawah laut di Manta Resort, Pulau Pemba.

Dalam cuplikan video yang diunggah Antoine di laman Facebook-nya, Weber terlihat menyelam di bawah laut untuk memintanya menikah. Weber juga tampak menunjukkan secarik tulisan tangan ke jendela kabin bawah laut yang direkam Antoine dari dalam.

Antoine membenarkan kematian Weber dalam posting-an Facebooknya. Ia mengatakan, Weber "tidak pernah muncul dari kedalaman (laut) itu."

Manta Resort mengatakan kepada BBC bahwa Weber "tenggelam secara tragis saat menyelam bebas sendirian di bawah laut."

"Dengan penyesalan terdalam kami menginformasikan bahwa kecelakaan fatal terjadi di The Manta Resort pada Kamis 19 September, 2019," tulis Manta Resort dalam sebuah pernyataan.

CEO Mantan Resort Matthew Saus mengatakan, "semua orang terguncang" oleh kematian Weber.

Weber dan Antoine telah memesan empat malam di Mantan Resort yang terletak sekitar 250 m (820 kaki) dari pantai. Dengan harga $ 1.700 per malam (£ 1.300), kabin ini memilki ruangan yang berada dalam air sekitar 10 meter.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Jawaban Kekasih

Pada hari ketiga mereka menginap, Weber yang berasal dari Baton Rouge, Louisiana, terjun ke air untuk melamar. Mengenakan kacamata dan kaki katak, dia memegang catatan yang ditempelkannya pada jendela kaca kamar bawah laut dan Antoine menyaksikannya seraya merekam dari dalam.

Catatannya berbunyi: "Saya tidak bisa menahan nafas cukup lama untuk memberi tahu Anda segala hal yang saya sukai tentang Anda. Hanya semua yang saya sukai dari Anda, saya mencintaimu lebih setiap hari!"

Kemudian dalam video, Weber membalik selembar kertas untuk mengungkap lamarannya, sebelum menarik cincin pertunangan dari celana pendeknya dan berenang keluar dari pandangan.

Saus mengatakan kepada BBC, saat itu stafnya langsung merespons "masalah yang terjadi di dalam air", tetapi ketika mereka tiba "sama sekali tidak ada yang bisa dilakukan".

Dalam posting-an Facebook-nya, Antoine mengatakan, Weber "tidak pernah mendengar jawabannya" atas lamaran itu, yang akan menjadi "sejuta kali, kata iya".

"Kita tidak pernah merangkul dan merayakan awal dari sisa hidup kita bersama, karena hari terbaik dalam hidup kita berubah menjadi yang terburuk, dalam putaran nasib yang paling kejam," tulisnya.

"Saya akan mencoba untuk menghibur diri dalam kenyataan bahwa kami menikmati pengalaman yang paling menakjubkan dalam daftar ember ini beberapa hari terakhir, dan bahwa kami berdua sangat bahagia dan benar-benar pusing dengan kegembiraan di saat-saat terakhir kami bersama."

Departemen Luar Negeri AS mengaku telah mengetahui kematian Weber, seorang warga negara AS di Tanzania, Afrika Timur.

"Kami menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarga atas kehilangan mereka," kata seorang juru bicara. "Kami siap memberikan semua bantuan konsuler yang sesuai."