Liputan6.com, Sana'a - Lima warga sipil dari satu keluarga tewas dalam serangan udara oleh koalisi yang dipimpin Saudi di Provinsi Omran, Yaman --menurut laporan corong media gerilyawan Houthi, Al-Masirah TV.
Media kelompok gerilyawan itu mengatakan pada Senin 23 September 2019 pagi bahwa koalisi yang dipimpin Saudi menghantam sebuah masjid tempat keluarga itu mencari perlindungan ketika serangan dimulai.
Advertisement
Baca Juga
Dua anak dari keluarga yang sama hilang, lapor Al-Masirah, dan penyelamat tengah mencari kemungkinan jasad mereka di antara puing-puing bangunan yang hancur, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (23/9/2019).
Sejauh ini belum ada konfirmasi langsung dari Arab Saudi.
Serangan terbaru terjadi setelah Houthi, pada 20 September, mengajukan proposal gencatan senjata dengan Arab Saudi --memperingatkan bahwa hal tersebut dapat mengarah pada "perkembangan berbahaya."
Pengumuman itu terjadi setelah serangan udara yang dipimpin Arab Saudi terhadap Houthi di kota pelabuhan Hodeidah, Yaman --yang dipandang sebagai pembalasan atas serangan terhadap dua fasilitas minyak negara Saudi Aramco-- pada 14 September 2019.
Houthi mengklaim penyerangan terhadap Aramco.
Namun, baik Saudi dan sekutu Barat-nya, Amerika Serikat, menuduh bahwa Iran merupakan dalang sebenarnya atas serangan terhadap fasilitas minyak di Abqaiq dan Khurais. Mereka menyebut bahwa Negeri Persia telah --dan secara konsisten-- memberi dukungan persenjatan pada Houthi selama konflik Yaman.
Teheran membantah tudingan itu. Sementara Houthi mempertahankan dalih bahwa mereka tidak pernah menjadi proksi Iran.
Di sisi lain, muncul diskusi di kalangan petinggi Houthi bahwa Iran "memanfaatkan Houthi atas serangan Aramco sebagai persiapan untuk 'aksi gelombang kedua' terhadap Saudi dan sekutunya di kawasan" --the Wall Street Journal melaporkan, mengutip beberapa narasumber anonim.
Simak video pilihan berikut:
Sekilas Perang Yaman
Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 setelah Houthi mencabut pemerintah yang diakui secara internasional di Sana'a pada akhir 2014.
Konflik telah menewaskan puluhan ribu orang Yaman dan membuat jutaan orang di ambang kelaparan , memicu apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Pemberontak Houthi telah berulang kali menargetkan infrastruktur utama di Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir.
Awal pekan ini, Houthi juga mengatakan mereka telah memilih lusinan situs di Uni Emirat Arab sebagai target yang mungkin untuk serangan di masa depan.
Advertisement