Sukses

Jadi Mata-Mata China, Eks Petugas Intelijen AS Divonis 10 tahun Penjara

Ron Rockwell Hansen mengaku bersalah lantaran berupaya membocorkan informasi rahasia pertahanan nasional AS ke China.

Liputan6.com, Amerika Serikat - Mantan petugas Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (DIA) yang mengaku mengkhianati negaranya demi keuntungan finansial, divonis 10 tahun penjara. Ia dinyatakan bersalah telah berupaya melakukan spionase atas nama China, menurut Departemen Kehakiman AS.

Ron Rockwell Hansen mengaku bersalah lantaran berupaya membocorkan informasi rahasia pertahanan nasional AS ke China. Ia juga membenarkan telah menerima ratusan ribu dolar AS sebagai agen pemerintah China.

Agen FBI menangkap pria asal Syracuse, Utah itu pada Juni 2018 dalam perjalanan menuju Bandara Internasional Seattle-Tacoma untuk bertolak ke China, seperti dilansir South China Morning Post, Kamis (25/9/2019).

Sebagai bagian dari pembelaannya, pria berusia 60 tahun itu mengaku telah meminta informasi keamanan nasional AS, yang ia tahu akan bernilai di mata China dari sesama petugas DIA, dan sepakat untuk menjual informasi itu ke China.

Dokumen yang ia terima dari petugas DIA terkait dengan persiapan militer AS. Hansen juga mengakui diberitahu petugas kasus DIA bagaimana merekam dan memindahkan dokumen tanpa bisa dilacak, dan bagaimana menyembunyikan serta mencuci aliran dana yang diterima sebagai pembayaran rahasia-rahasia itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Direkrut China pada 2014

Di belakang Hansen, petugas kasus itu melaporkan aksinya ke DIA dan bertindak sebagai informan FBI dalam kasus itu.

Hansen, yang fasih berbahasa Mandarin dan Rusia, dikontrak DIA sebagai petugas kasus sipil pada 2006 setelah pensiun dari Militer AS sebagai pejabat keamanan dengan latar belakang intelijen, menurut catatan pengadilan.

Agen intelijen China merekrut Hansen pada 2014, seperti yang diakuinya.

Hansen, yang divonis hakim federal di Salt Lake City, merupakan satu dari tiga mantan petugas intelijen AS yang divonis dalam beberapa bulan terakhir atas tuduhan spionase yang mengatasnamakan China.