Sukses

Terungkap, Bayi dan Balita 7 Ribu Tahun Lalu Minum Pakai Cangkir Tanah Liat

Peneliti ungkap bayi mengonsumsi makanan dari cangkir tanah liat 7.000 tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian baru mengungkapkan, bayi dan anak-anak kecil minum dari cangkir tanah liat yang berasal dari Zaman Perunggu dan Zaman Besi, ini sudah ada sejak 7.000 tahun lalu.

Artefak ini telah ditemukan di situs arkeologi di seluruh Eropa, pertama kali muncul pada periode Neolitik dan menjadi umum, menurut penelitian.

Para ilmuwan menduga, bahwa benda ini dimaksudkan untuk memberi makanan bayi dan balita. Namun, beberapa peneliti berpendapat bahwa pot dari tanah liat ini mungkin ditujukan untuk orang dewasa yang sakit, terluka, atau lanjut usia.

Untuk menyelesaikan masalah itu, penulis penelitian menganalisis barang tersebut dari kuburan-kuburan bayi di Jerman untuk mengidentifikasinya.

Peneliti pun menemukan adanya residu lemak susu hewani, ini menunjukkan bahwa tempat tersebut mampu menampung susu yang diberikan kepada anak-anak untuk menambah ASI, seperti yang dikutip oleh Live Science pada Jumat (27/9/2019).

"Ini adalah bukti langsung pertama dari makanan yang diberikan bayi-bayi," kata pemimpin penelitian Julie Dunne, peneliti senior dari School of Chemistry Universitas Bristol di Inggris.

2 dari 3 halaman

Diteliti Lanjut oleh Peneliti

Para peneliti memeriksa tiga tembikar dari kuburan anak-anak yang sangat muda, kuburan anak tertua tidak lebih dari 6 tahun.

Dua dari kuburan itu berada di kuburan yang berasal dari 800 SM, hingga 450 SM. Satu kuburan --pemakaman kremasi-- ditemukan di sebuah nekropolis yang berasal dari tahun 1200 SM.

Arkeolog biasanya mencari residu organik kuno dengan menggiling pecahan-pecahan kecil tembikar yang rusak dan kemudian mereka menganalisis secara kimia, kata Dunne kepada Live Science.

"Berdasarkan berbagai informasi molekuler dan isotop, kita dapat mengetahui produk apa aja yang ada di kapal seperti, produk hewani daging atau susu, tanaman atau lilin lebah, yang akan menghasilkan madu," ujarnya.

Namun, menguji benda kecil secara keseluruhan tanpa merusaknya jauh lebih sulit, Dunne menambahkan. Untuk penelitian ini, para ilmuwan dengan hati-hati menyeka bagian dalam tembikar, mengumpulkan butiran bubuk longgar.

Asam lemak dalam residu dari pembuluh yang lebih muda menunjukkan bahwa susu mereka berasal dari ruminansia --hewan yang mengunyah makanan mereka, seperti sapi, domba atau kambing.

Tetapi bisakah seorang balita dengan nyaman menggunakan salah satu cangkir itu? Untuk mengetahuinya, para peneliti merekonstruksi salah satu wadah itu dalam penelitian, mengisinya dengan saus apel dan menyerahkannya kepada seorang bocah lelaki berusia 1 tahun.

3 dari 3 halaman

Kemajuan Baru

Jika cangkir itu dari Zaman Perunggu dan Zaman Besi digunakan untuk memberi makan bayi, kemungkinan hal yang sama berlaku pada cangkir serupa. Ini ditemukan di situs lain yang berasal dari Zaman Neolitik, menurut penelitian.

Cangkir-cangkir menawarkan gambaran menarik dari perubahan penting dalam sejarah manusia. Ketika orang beralih dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi lebih banyak, mereka memperoleh akses yang dapat diandalkan untuk memberi susu dan sereal pada bayi mereka, yang berarti keluarga dapat tumbuh lebih cepat, kata Dunne.

"Pengumpul-pemburu cenderung memiliki celah sekitar lima tahun di antara bayi," ungkapnya. "Tetapi begitu orang mulai menjalani gaya hidup pertanian, interval antar kelahiran menjadi jauh lebih pendek, lebih seperti dua tahun."

Ia kemudian menambahkan,"Orang-orang memiliki lebih banyak bayi karena memberi makan mereka lebih mudah."

 

Reporter: Aqilah Ananda Purwanti