Sukses

Mirip Jupiter, Planet Raksasa Ini Tak Sengaja Ditemukan

Planet raksasa yang mirip seperti Jupiter baru saja ditemukan para astronom pada lokasi yang tak terduga.

Liputan6.com, Jakarta - Planet raksasa yang mirip seperti Jupiter baru saja ditemukan para astronom pada lokasi yang tak terduga. Planet itu mengorbit bintang kerdil merah yang berada di dekatnya.

Para peneliti menganggap, penemuan planet besar di sekitar bintang sekecil itu akan memaksa para astronom memikirkan kembali bagaimana planet terbentuk.

Kerdil merah adalah jenis bintang yang paling umum di alam semesta, membentuk lebih dari 70% bintang di kosmos. Bintang-bintang ini kecil dan dingin, biasanya sekitar seperlima dari matahari dan 50 kali lebih redup.

Dengan menggunakan observatorium Astronomi Calar Alto, Sierra Nevada, dan Montsec di Spanyol dan Observatorium Las Cumbres di California, para peneliti menganalisis bintang kerdil merah terdekat GJ 3512, yang terletak sekitar 31 tahun cahaya dari Bumi. GJ 3512 adalah sekitar seperdelapan massa matahari, hampir sepersepuluh diameter matahari dan kurang dari seperseratus cahaya matahari.

Tanpa diduga, di sekitar bintang kerdil merah itu, para ilmuwan menemukan planet raksasa, yang disebut GJ 3512b, yang massanya hampir setengah dari Jupiter. GJ 3512b mengorbit bintangnya pada jarak sekitar sepertiga dari unit astronomi (AU), jarak rata-rata antara Bumi dan matahari (yaitu sekitar 93 juta mil, atau 150 juta kilometer).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

2 dari 3 halaman

Jauh Lebih Besar

Raksasa ini adalah planet yang jauh lebih besar dari temuan sebelumnya yang akan mengorbit bintang sekecil itu. Sebagai perbandingan, berat matahari sekitar 1.050 kali massa Jupiter, sedangkan GJ 3512 hanya sekitar 250 kali massa GJ 3512b.

"Statistik planet ekstrasurya yang ditemukan sampai sekarang tampaknya mengindikasikan bahwa bintang bermassa rendah biasanya menampung planet kecil seperti Bumi atau mini-Neptunus," kata pemimpin penelitian Juan Carlos Morales, seorang astrofisikawan di Institute of Space Sciences di Barcelona, ​​Spanyol, seperti dilansir Space.com, Jumat (27/9/2019).

"Model pembentukan planet yang paling diterima, model akresi inti, juga menunjuk ke arah ini. Tapi di sini, kami menunjukkan sebaliknya, yaitu kami telah menemukan planet raksasa gas yang mengorbit bintang bermassa sangat rendah."

Para ilmuwan juga menemukan bukti potensi dunia lain di sekitar GJ 3512, sebuah planet bermassa Neptunus yang mereka perkirakan lebih dari seperenam massa Jupiter. Mereka memprediksi planet ini mengorbit pada jarak yang lebih besar dari 1,2 AU, tetapi masih belum pasti apakah itu benar-benar ada.

Selain itu, para peneliti menyarankan bahwa planet raksasa lain mungkin pernah mengorbit GJ 3512. Orbit GJ 3512b memanjang, berbentuk oval di sekitar bintang kerdil merah menunjukkan bahwa planet raksasa itu pernah tersedot gravitasi planet besar lain yang kemudian menyelinap keluar dari sistem, menjadikannya planet pengembara ke ruang antarbintang.

 

3 dari 3 halaman

Dilahirkan dalam 2 Fase

Sampai sekarang, para astronom berpikir model akresi inti dapat menjelaskan pembentukan Jupiter dan Saturnus, serta banyak planet raksasa lain yang ditemukan di sekitar bintang yang jauh. Model ini mengasumsikan bahwa planet-planet raksasa dilahirkan dalam dua fase.

Pertama, inti batuan dan es 10 hingga 15 kali bentuk massa Bumi di dalam cakram protoplanet gas dan debu yang mengelilingi bintang-bintang yang baru lahir. Kemudian, setelah massa kritis tercapai, inti ini dengan cepat mengakumulasi sejumlah besar hidrogen dan gas helium.

Bintang bermassa rendah seperti kerdil merah harus memiliki cakram protoplanet bermassa rendah secara proporsional, sehingga kemungkinan ada lebih sedikit material dalam cakram ini untuk membentuk raksasa gas. Jika demikian, model akresi inti tidak dapat menjelaskan ukuran raksasa GJ 3512b, kata Morales dan rekan-rekannya.

"Untuk pertama kalinya, kami telah secara akurat menandai sebuah planet ekstrasurya yang tidak dapat dijelaskan oleh model pembentukan akresi inti," kata Morales. "Planet ekstrasurya ini membuktikan bahwa model ketidakstabilan gravitasi mungkin berperan dalam pembentukan planet raksasa."

Para peneliti terus memantau sistem ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang potensi dunia keduanya dan mungkin lebih banyak planet, kata Morales. Selain itu, mereka sedang memeriksa 300 atau lebih kurcaci merah untuk mencari lebih banyak exoplanet, tambahnya.