Sukses

Meghan Markle Gugat Koran Inggris yang Merilis Surat Pribadinya Tanpa Izin

Meghan Markle menggugat koran Inggris, Daily Mail, pada Minggu 29 September 2019, menuduh tabloid itu menerbitkan salah satu surat pribadinya secara tidak sah.

Liputan6.com, London - Meghan Markle menggugat koran Inggris, Daily Mail, pada Minggu 29 September 2019, menuduh tabloid itu menerbitkan salah satu surat pribadinya secara tidak sah.

Dalam sebuah pernyataan, Meghan Markle dan suaminya, Pangeran Harry, mengatakan terpaksa mengambil tindakan terhadap "propaganda tanpa henti."

Duke of Sussex berkata, "Saya kehilangan ibu dan sekarang istri menjadi korban kasus serupa."

Juru bicara Daily Mail pada Minggu 29 September mengatakan tetap berpegang teguh pada artikel yang mereka publikasi dan akan membela di muka hukum "dengan penuh semangat," demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (2/10/2019).

Firma hukum Schillings, yang bertindak untuk para bangsawan itu, menuduh Daily Mail telah mengampanyekan kisah-kisah penghinaan palsu tentang kliennya.

Daily Mail dan perusahaan induknya dituduh atas dugaan penyalahgunaan informasi pribadi, pelanggaran hak cipta dan pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Data 2018.

Ini bukan pertama kalinya para bangsawan mengambil tindakan hukum terhadap pers. Pada tahun 2017, Pangeran William dan istrinya, Kate Middleton, memenangkan gugatan melawan majalah Prancis Closer, karena mencetak foto topless sang Duchess of Cambridge pada 2012. Pihak majalah divonis membayar ganti rugi senilai 92 ribu poundsterling.

Sementara itu, jika memenangkan gugatan, Pangeran Harry dan Meghan Markle menyatakan akan menyumbangkan uang ganti rugi ke badan amal anti-intimidasi.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Pangeran Harry: Meghan Markle Jadi Korban

Dalam pernyataannya, Pangeran Harry mengatakan dia dan Meghan percaya pada "kebebasan media dan objektifitas, pelaporan yang benar" sebagai "landasan demokrasi."

Namun dia mengatakan istrinya telah menjadi "salah satu korban terbaru dari pers tabloid Inggris yang melakukan kampanye terhadap individu tanpa memikirkan konsekuensinya - kampanye kejam yang meningkat selama setahun terakhir, selama kehamilannya dan saat membesarkan putra kami yang baru lahir."

Â