Liputan6.com, Lisbon - Perdana Menteri Portugal Antonio Costa memenangkan Pemilihan Presiden pada Minggu 6 Oktober. Antonio Costa dianggap telah memimpin periode pertumbuhan ekonomi Portugal yang solid setelah bertahun-tahun melakukan penghematan.Â
Dilansir dari Channel News Asia, Senin (7/10/2019), Menteri Dalam Negeri Portugal mengungkap hasil Pemilu sebagai berikut;Â Partai Sosialis (PS) memenangkan 37% suara, disusul Partai Sosial Demokrat (PSD) dengan 28% suara dari total 98% suara yang dihitung.
Baca Juga
Hal ini berarti PS yang telah memerintah selama empat tahun dengan bantuan dua partai kecil di bawahnya, akan meningkatkan potensi jumlah kursi di parlemen.
Advertisement
Setelah Antonio Costa terpilih menjadi Presiden, banyak yang ingin mengetahui siapa saja yang akan mendampinginya di pemerintahan.
"Apapun hasilnya nanti, kita tetap harus menjaga kedamaian," ujar Costa sebelum pemungutan suara ditutup dan hasil sementara pertama diumumkan.
Setelah pemilihan umum terakhir yang diadakan pada 2015, di mana Partai Sosialis menempati posisi kedua, Costa meyakinkan pihak Komunis dan Left Bloc untuk mendukung pemerintahan Sosialis.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PM Israel Benjamin Netanyahu dan partainya gagal meraih mayoritas suara di pemilu parlemen, alhasil ia mengajak rivalnya Benny Gantz untuk membentuk pemerintahan bersama.
Kembalinya Left Bloc
Partai Left Bloc yang menempati posisi ketiga dengan 10% suara, mengatakan bahwa pihaknya menyetujui untuk kembali ke pihak Sosialis.
"Left Bloc sudah siap untuk melakukan negosiasi pada perjanjian yang menjamin keamanan negara," ujar Catarina Martins selaku Ketua Partai pada konferensi pers.
Pemilihan umum tersebut memberikan sebuah potensial bagi Costa untuk bekerjasama dengan partai baru bernama People-Animals-Nature (PAN) yang memenangkan 3% suara.
Setelah berkuasa pada 2015, Costa membatalkan beberapa usaha penghematan yang diinisiasi oleh pemimpin pemerintah PSD sebelumnya dengan imbalan internasional bailout senilai €78-billion (US$85 billion) atau sekitar Rp 203 T yang menjaga ekonomi tetap bertahan setelah hancur pada era krisis hutang eurozone.Â
Mengambil keuntungan dari pemulihan ekonomi global, ia membalikkan pemotongan upah sektor publik dan pensiun sambil menurunkan defisit anggaran hingga mendekati nol tahun ini, di mana angka tersebut merupakan level terendah sejak kembalinya Portugal ke demokrasi pada 1974.
Pada masa pemerintahannya, kondisi ekonomi Portugal lebih tinggi dari rata-rata Serikat Eropa pada beberapa tahun terakhir -- 2,4% di 2018, dimana tingkat pengangguran turun hingga 6,4% namun kritik tetap muncul perihal rendahnya tingkat upah, ketidakamanan kerja dan harga properti yang melonjak di tengah populernya pariwisata.Â
Advertisement
Dukungan Masyarakat
Seorang pensiunan, Antonio Tavares (76), mengatakan bahwa dirinya memilih Partai Sosialis karena pemerintah meningkatkan pendapat pensiunan sekitar €50-100 (US$55-110) atau sekitar Rp 770.000 - Rp 1.550.000 setiap bulannya.
"Nominal tersebut memanglah tidak banyak, seharusnya bisa lebih, tapi itu sudah bisa membuat hidup kami lebih nyaman," ujarnya setelah memberikan hak suaranya di Lisbon.
Â