Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengidap penyakit autoimun yang berpotensi menimbulkan komplikasi serius.
Duterte yang berusia 74 tahun menjadi presiden terpilih dengan usia tertua dan sudah memiliki beberapa masalah kesehatan sejak memerintah pada 2016.Â
Ia mengungkap penyakit yang dideritanya, myasthenia gravis yang merupakan penyakit autoimun kronis, pada sebuah kesempatan sebelum mengunjungi Rusia pada Sabtu 5 Oktober 2019.
Advertisement
"Salah satu mata saya mengecil dan menjalar dengan sendirinya," tulis Duterte pada surat pernyataan yang rilis pada Minggu, 6 Oktober 2019. Ia juga menambahkan bahwa penyakit sarafnya merupakan keturunan dari kakeknya, seperti dilansir dari CNN, Senin (7/10/2019).
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Myasthenia Gravis
Menurut Institusi Kesehatan Amerika, myasthenia gravis menyebabkan lemahnya otot dan bisa mengakibatkan terkulainya kelopak mata, penglihatan yang memburuk dan menurunnya kekuatan seseorang.
Tindakan yang bisa dilakukan untuk menangani penyakit tersebut adalah melalui beberapa perawatan, namun lebih dari 20% orang yang menderita myasthenia gravis mengalami paling tidak satu kali krisis yang mengharuskan mereka bernafas dengan bantuan ventilator.
Duterte tidak menjelaskan lebih lanjut apakah ia memiliki gejala indikasi yang serius dari penyakitnya tersebut.
Salah satu bawahannya memberikan sedikit informasi tentang kesehatan Presiden Filipina tersebut dan terus mengatakan bahwa ia dalam keadaan sehat.
Walaupun begitu, Duterte telah membicarakan mengenai penyakit-penyakit kecil yang sering dideritanya. Pada Oktober 2018, ia menyatakan kepada publik sedang menunggu hasil dari uji kanker yang dijalaninya.
Sebelumnya, ia juga menyebutkan bahwa ia mengalami migrain dan beberapa penyakit lainnya termasuk penyakit Buerger, penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah dan arteri, biasa disebabkan karena merokok.
Ia juga menyampaikan bahwa ia sering melewati beberapa pertemuan karena terhalang oleh masalah kesehatannya.
Presiden yang dikenal karena ketegasannya memerangi narkoba ini juga mengatakan, di tahun 2016 ia menggunakan fentanyl untuk menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh cedera tulang belakang karena kecelakaan motor.
Advertisement