Sukses

3 Jenazah WNI Korban Jembatan Ambruk di Taiwan Akan Dipulangkan Pekan Ini

Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan bahwa tiga jenazah WNI korban jembatan ambruk di Kota Nanfangao, Yilan, Taiwan akan dipulangkan pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan bahwa tiga jenazah WNI korban jembatan ambruk di Kota Nanfangao, Yilan, Taiwan akan dipulangkan pekan ini. Menurut jadwal tentatif, proses pemulangan akan berlangsung pada Kamis 10 Oktober 2019.

"Dalam waktu dekat. Kemungkinan besar 10 Oktober nanti akan dipulangkan. Tapi masih tentatif," kata Direktur Perlindungan WNI-Kemlu RI di Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Proses pemulangan, kata Judha, berkoordinasi dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Ketenagakerjaan dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Judha sebelumnya menjelaskan, total ada tujuh warga negara Indonesia (WNI) jadi korban jembatan ambruk Taiwan. Dengan rincian 4 orang terluka dan tiga meninggal dunia.

"Korban meninggal adalah Wr (Wartono), usia 29 tahun, asal Cirebon; Er (Ersona), usia 32 tahun, asal Indramayu; dan MD (Mohamad Domiri), usia 28 tahun, asal Pemalang," tutur Joedha Nugraha dalam keterangan tertulisnya yang Liputan6.com muat Kamis (3/10/2019).

Joedha mengatakan, KDEI Taipei di Taiwan dan Kemlu RI akan memfasilitasi repatriasi dan pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan para korban.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Keluarga Korban Menunggu Kepulangan Jenazah

Seperti dikutip dari Antara, Keluarga korban jembatan runtuh di Kota Nanfangao, Yilan, Taiwan, berasal dari Desa Pegagan Kidul, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih menunggu kepulangan jenazah dan belum mendapatkan informasi terkait hak-hak dari perusahaan yang memberangkatkannya.

"Kami hanya menunggu jenazah terlebih dahulu, belum memikirkan yang lain," kata kakak kandung korban jembatan runtuh, Taman di Cirebon, Senin.

Taman yang merupakan kakak Wartono, mengatakan sudah mengetahui informasi terkait kepulangan jenazah adiknya yang direncanakan pada Kamis (10/10).

Namun, dia mengaku masih belum memikirkan langkah apa yang akan dilakukan keluarga, karena hingga saat ini Taman mengaku terus berkomunikasi dengan adik-adiknya yang berada di Taiwan.

Sementara terkait hak-hak untuk Wartono dari perusahaan yang memberangkatkannya sampai saat ini juga belum ada kejelasan. Bahkan perusahaan hanya mengembalikan dokumen saja tanpa ada penjelasan apa pun.

"Belum ada utusan dari perusahaan yang memberangkatkan Wartono untuk berbicara terkait hak-hak korban," ujarnya.

Taman mengatakan saat ini masih dalam kondisi berkabung dan belum sempat mengurusi hak korban dari perusahaan yang memberangkatkan Wartono.