Liputan6.com, Taipei - Teriakan dan pekik penuh semangat dari sekelompok pelajar yang tergabung dalam Taipei Yuehfu Drum and Bugle Corps seakan menambah semarak HUT Taiwan yang ke-108 di Istana Presiden pada Kamis, 10 Oktober 2019.
Tarian dan nyanyian dari sekelompok pelajar di Taipei ini membakar semangat dan penuh pesan nasionalisme.
Sejak pagi, para pengisi acara dan masyarakat setempat telah memenuhi area depan Istana Presiden Taiwan yang terletak di kawasan Zhongzheng.
Advertisement
Baca Juga
Stasiun MRT NTU Hospital yang merupakan area transportasi publik terdekat pun turut dipadati oleh masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung sejumlah penampilan di hari kemerdekaan.
Tak hanya itu, pidato Presiden Tsai Ing-wen juga tak luput dari perhatian. Pesan nasionalisme yang disampaikan oleh Tsai juga disambut tepuk tangan dan teriakan meriah dari warga Taiwan.
Selain mengucapkan selamat hari jadi yang ke-108, dalam pidato kenegaraannye Presiden Tsai juga turut menyampaikan pesan mendalam atas perjuangan berat yang telah dilalui oleh Taiwan.
Berikut 4 pesan mendalam dari Presiden Tsai Ing-wen di hadapan masyarakat Taiwan, seperti yang dilaporkan langsung oleh jurnalis Liputan6.com dari Istana Presiden Taiwan:
1. Bangkit dari Bencana dan Wabah
Berdasarkan letak geografisnya, Taiwan merupakan salah satu negara di dunia yang kerap dilanda oleh bencana. Salah satunya adalah gempa bumi.
Pidato Presiden Tsai turut mengangkat upaya Taiwan dalam bangkit dalam keterpurukan yang disebabkan oleh bencana maupun wabah penyakit berbahaya.
“Kami mengalami banjir besar pada 7 Agustus 1959. Gempa pada tahun 1999, wabah SARS tahun 2003, dan Topan Morakot pada tahun 2009,” jelasnya.
“Kesulitan dalam mengatasi bencana alam dan wabah penyakit tidak pernah mengalahkan keinginan rakyat Taiwan untuk bertahan hidup.”
“Ketika Tanah Air kami hancur, kami membangunnya kembali. Ketika tanah kami rusak, kami mengembalikannya. Kami menyeka air mata dan berdiri sekali lagi, karena besok adalah hari yang baru, penuh harapan.”
Advertisement
2. Upaya Rangkul Pengakuan Dunia
Sudah lama Taiwan melakukan sejumlah upaya dalam merangkul pengakuan dunia. Bahkan upaya untuk mendapatkan pengakuan dari organisasi dunia seperti PBB juga telah dilakukan.
“Kami mengalami kepanikan setelah gagal diakui oleh PBB dan berulang kali menahan tekanan dari hubungan diplomatik yang terputus,” ujar Tsai Ing-wen.
“Selama tiga tahun terakhir, kami telah secara aktif mengambil bagian dalam urusan internasional. Taiwan bertanggung jawab dan bersedia untuk berkontribusi, dan kami telah menjadi kekuatan yang sangat diperlukan untuk kebaikan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional.”
“Kami akan terus bekerja, bahu-membahu dengan negara-negara yang berpikiran sama untuk mencapai lebih banyak peluang demi kerja sama substantif.”
3. Perjuangan Taiwan Saat Bangkit dari Serangan Diplomatik
“Kami telah menghadapi banyak tantangan serius bersama. Tantangan-tantangan ini telah membuat kita lebih kuat dan lebih bertekad,” jelas Presiden Tsai.
“Kami mengalami Perang Artileri 23 Agustus 1958 di Kinmen, dan Krisis Selat Taiwan tahun 1996. Berkali-kali, rakyat Taiwan telah menghadapi serangan diplomatik dan paksaan militer tanpa pernah mundur. “
Advertisement
4. Ajak Masyarakat Terus Bersatu di Tengah Banyaknya Perbedaan Pandangan
Ada banyak pandangan dari warga Taiwan. Termasuk statusnya di dunia. Di tengah perselisihan dan beda pandangan ini, Tsai mengajak warganya untuk terus bersatu.
“Meskipun perselisihan telah meningkat di masyarakat karena perbedaan antara etnis, generasi, kepercayaan, dan pandangan politik, saya yakin bahwa kita dapat menemukan kesamaan melalui dialog,” ujar Presiden Tsai.
“Kita juga harus memegang teguh nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Rakyat Taiwan menempuh jalan yang sulit menuju demokrasi. Kita juga harus terus membangun Taiwan yang lebih kuat.”