Sukses

Simak 5 Fakta Tentang Vaksin Flu Selama 2019 hingga 2020

Bagaimana vaksin flu pada 2019 hingga prediksinya pada 2020 mendatang?

Liputan6.com, California - Vaksin flu musiman adalah vaksin tahunan yang diberikan untuk melindungi diri dari influenza. Di Amerika Serikat, vaksin flu direkomendasikan untuk semua orang yang berusia 6 bulan atau lebih, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Flu kerap menjadi penyakit yang sangat serius, terutama pada anak-anak kecil, orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas, mereka yang memiliki kondisi kesehatan lemah, dan wanita hamil.

Namun di satu sisi, virus flu terus berevolusi agar kebal dari antibiotik (strain), sehingga vaksin baru dibuat setiap tahun. Para ilmuwan membuat vaksin sebelum musim flu dimulai, dengan memprediksi jenis flu paling umum mewabah selama musim mendatang.

"Karena virus flu sering menular dalam komposisi genetiknya, Anda harus merumuskan ulang vaksinnya, dan ini adalah salah satu alasan mengapa orang harus [mendapatkan suntikan flu] secara tahunan," kata Dr. William Schaffner, ahli kedokteran dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, dikutip dari Live Science, Jumat (10/10/2019).

Berikut 5 hal yang harus diketahui tentang flu dan vaksin-vaksinnya:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 6 halaman

1. Jenis Flu

Suntikan flu melindungi tubuh dari tiga atau empat jenis virus flu. Vaksin flu trivalen melindungi terhadap dua jenis flu strain A, yaitu H1N1 dan H3N2, dan satu jenis flu B.

Vaksin flu kuadrivalen, ditawarkan untuk pertama kalinya pada musim flu 2013-2014, melindungi tubuh dari strain yang sama dengan vaksin trivalen, serta strain B ekstra.

 

3 dari 6 halaman

2. Vaksin Flu Untuk Musim 2019-2020

Komposisi suntikan flu 2019-2020 akan sedikit berbeda dari suntikan flu musim lalu. Secara khusus, akan ada strain yang berbeda dari virus H1N1 dan H2N3 dalam suntikan flu musim ini. Menurut CDC, suntikan flu trivalen 2019-2020 akan mengandung jenis virus flu berikut:

1. A/Brisbane/02/2018 (H1N1) pdm09-like virus. Ini adalah komponen H1N1 yang berbeda dari suntikan flu tahun lalu.

2. Virus mirip A/Kansas/14/2017 (H3N2). Ini adalah komponen H3N2 yang berbeda dari suntikan flu tahun lalu.

3. Virus B/Colorado/06/2017-like (Victoria lineage). Ini adalah komponen strain influenza B yang sama dengan suntikan tahun lalu.

Vaksin kuadrivalen 2019-2020 juga akan mengandung jenis influenza B kedua yang disebut "B/Phuket/3073/2013-like (Yamagata lineage) virus", yang juga termasuk dalam vaksin kuadrivalen musim lalu.

4 dari 6 halaman

3. Waktu Penyuntikan Vaksin

Pejabat WHO merekomendasikan agar orang mendapatkan suntikan flu pada awal musim gugur (Maret-Juni), tapi lebih baik pada akhir Oktober, kata CDC. Aktivitas flu biasanya mencapai puncaknya pada Januari atau Februari.

"Kami ingin banyak orang terlindungi dari influenza sebelum influenza menjadi aktif di masyarakat di seluruh negeri," kata Dr. William Schaffner, ahli kedokteran dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine.

Namun, Anda masih bisa mendapatkan suntikan ini sepanjang bulan-bulan musim dingin.

Setelah vaksinasi, dibutuhkan sekitar dua minggu untuk membangun kekebalan terhadap flu.

 

5 dari 6 halaman

4. Aman untuk Ibu Hamil

Studi CDC menunjukkan vaksin flu aman untuk wanita hamil --di berbagai umur janin.

Ada beberapa alasan mengapa penting bagi wanita hamil untuk mendapatkan suntikan flu, kata Schaffner.

"Wanita hamil, ketika mereka terkena influenza, memiliki kecenderungan untuk mendapatkan penyakit yang lebih parah dan berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi," ujar Schaffner.

Selain itu, vaksinasi flu pada kehamilan membantu melindungi bayi terhadap flu selama enam bulan pertama kehidupan, ketika bayi terlalu muda untuk menerima suntikan flu.

Lewat vaksin ini, sang ibu memberikan perlindungan tersebut kepada bayinya yang baru lahir.

6 dari 6 halaman

5. Efek Samping

Menurut CDC, efek samping ringan dari vaksin flu termasuk kemerahan atau pembengkakan di tempat suntikan, demam ringan dan nyeri.

Hanya sekitar 1 persen hingga 2 persen orang yang mengalami demam sebagai efek samping.

Efek samping yang jarang tetapi terbilang serius adalah reaksi alergi. Gejalanya seperti kesulitan bernafas, pembengkakan di sekitar mata atau bibir, gatal-gatal, jantung berdebar, pusing dan demam tinggi.

"Jika Anda mengalami efek samping yang serius, Anda harus segera mencari perawatan medis," kata CDC.

Untuk anak-anak, efek samping dari vaksin yang disemprotkan melalui hidung bisa termasuk pilek, sakit kepala, muntah, nyeri otot dan demam.

Untuk orang dewasa, efek sampingnya termasuk pilek, sakit kepala, sakit tenggorokan dan batuk.

Efek samping ini berlangsung singkat dibandingkan dengan penyakit flu yang sebenarnya.