Liputan6.com, Jakarta - Mungkin kucing identik dengan hewan peliharaan yang nakal dan pemalas, kita hanya bisa memberi makan dan merawat mereka dengan baik. Namun, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukan bahwa kucing benar-benar membutuhkan pemiliknya secara emosional dan terikat dengan mereka, mirip bagaimana anjing mencintai pemiliknya.
Dikutip dari Brightside Minggu (12/10/2019) mengatakan, para ilmuwan di Universitas Oregon melakukan penelitian untuk mengetahui apakah kucing dapat membangun ikatan emosional dengan pemiliknya. Mereka meneliti 70 pemilik kucing, dan peliharaan mereka, serta meminta mereka melakukan tugas sederhana.
Baca Juga
Setiap pemilik harus tinggal dengan hewan peliharaan mereka selama dua menit di ruangan yang sama, kemudian meninggalkan ruangan selama dua menit, dan kemudian kembali lagi ke ruangan tersebut untuk bersama kucing mereka selama dua menit lagi.
Advertisement
Hasilnya sangat mengejutkan, sekitar 64% kucing terlihat tidak stres saat pemiliknya bersama mereka, namun mereka sangat resah saat pemiliknya meninggalkan mereka.
Para ilmuwan percaya bahwa itu adalah pertanda kucing dapat membentuk sebuah keterikatan sama halnya dengan anjing dan anak-anak. Dan ini berarti, mereka merasa lebih nyaman dan aman menjelajahi dunia baru dengan kehadiran pemilik mereka.
Sekitar 35% kucing yang diteliti memberikan pertanda ketidaknyamanan mereka dan terlihat sangat stres serta terlihat menghindari pemiliknya. Yang mengejutkan adalah, tingkat keterikatan nyaman atau tidaknya seekor kucing saat ada pemiliknya hampir mirip dengan yang ditunjukan oleh anak-anak (65% aman dan 35% tidak aman). Bahkan, anjing menunjukan skor lebih rendah.
Simak Video Pilihan Berikut:
Keterikatan Pemilik dengan Kucingnya
Kristyn Vitale, penulis utama penelitian ini, yakin bahwa kucing dan anjing menunjukkan ikatan yang sama dengan pemiliknya seperti halnya anak-anak terhadap pengasuh mereka.
Kebanyakan kucing menghabiskan banyak waktu dengan pemiliknya, sehingga mereka menjadi lebih tergantung, melihatnya sebagai sumber keamanan, dan bahkan mendatangi mereka ketika mereka membutuhkan kenyamanan.
Para ilmuwan mengklaim bahwa pelatihan dan sosialisasi lebih lanjut mungkin memiliki sedikit dampak pada perasaan kucing tentang pemiliknya. Faktor yang diwariskan seperti temperamen-lah yang paling penting. Para peneliti menyoroti bahwa jika kucing berhasil terhubung dengan pemilik mereka, hubungan mereka akan stabil dalam jangka panjang.
Para pihak yang skeptis mengatakan bahwa percobaan ini harus diulangi dengan orang asing karena sekarang kita tidak bisa tahu pasti apakah kucing merespons kehadiran pemiliknya atau apakah mereka akan bereaksi dengan cara yang mirip dengan manusia.
Tapi, kucing pasti membentuk hubungan emosional dengan pemiliknya, kita tidak bisa memastikan bahwa itu dapat diklasifikasikan sebagai keterikatan psikologis yang aman dalam pengertian tradisional, tanpa penelitian lebih lanjut.
Â
Reporter: Windy Febriana
Advertisement