Sukses

14-10-1973: Tragedi Militer Thailand Tembak Puluhan Mahasiswa

Sejarah mencatat terjadinya tragedi militer Thailand yang tembak puluhan mahasiswa pada 14 Oktober 1973.

Liputan6.com, Bangkok - Puluhan mahasiswa tewas ditembak militer Thailand ketika sedang melakukan aksi demonstrasi di Ibukota Bangkok. Kejadian ini bertepatan dengan 'Today in History' pada 14 Oktober1973.

Seperti dimuat BBC, total korban tewas mencapai 77 orang dan lebih dari 800 lainnya terluka. Sebagian besar korban tewas berasal dari Thammasat University. Sedangkan, ratusan mahasiswa lainnya dari kampus tersebut yang turun ke jalan pada protes di hari kedua.

Aksi demonstrasi untuk menuntut adanya Undang-Undang baru pengganti UU sebelumnya terkait pemakzulan. Mahasiwa juga mendesak pemerintah Field Marshal Tanom mundur jika tidak segera mengeluarkan UU tersebut.

Dalam aksinya, para demonstran membentuk barikade dan menyuarakan orasi yang keras terhadap pemerintah. Menurut saksi mata, ada sejumlah mahasiswa yang melemparkan bom molotov dan batu ke polisi dan tentara.

Aparat kemudian melakukan tindakan represif dengan menembakkan senjata api ke arah mahasiswa. Sejumlah pelajar di antaranya tersungkur jatuh terkena peluru.

Mobil pemadam dan bus diterjunkan aparat untuk meredam kerusuhan di lokasi demonstrasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bentrokan Mahasiswa

Bangkok saat itu ditetapkan sebagai Kota Darurat. Surat kabar lokal dibredel dan jam malam diberlakukan. Selain itu, sekolah diliburkan dan jalan ibukota ditutup sampai situasi kondusif.

Selain itu, bentrokan pecah di sekitar Thammasat University setelah mahasiswa kembali turun ke jalan di hari kedua.

Pemerintahan militer Field Marshal sebelumnya telah menghapus UU mengenai Kudeta pada November 1971. Beberapa hari kemudian, 13 aktivis demokrasi ditangkap karena menentang keputusan penghapusan UU tersebut dan mengkampanyekan adanya UU permanen.

Setelah didesak ratusan ribu mahasiswa yang berdemo, pemerintah kemudian berjanji akan mengeluarkan UU baru dalam kurun waktu 12 bulan ke depan. Namun publik pesimis hal itu dapat terealisasi karena pembentukan konstitusi sebelumnya baru rampung dalam waktu 10 tahun.

Pada akhirnya, Marshal Tanom dan dua pejabat tinggi lainnya mengundurkan diri dari pemerintahan yang membuat keduanya harus diasingkan. Sementara Rektor Thammasat University kemudian diangkat jadi Perdana Menteri. Sipil akhirnya berkuasa.

Sejarah lainnya terjadi pada 14 Oktober 1994, saat Nobel Perdamaian diberikan kepada pemimpin Palestina Yasser Arafat, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres yang telah membuat perjanjian Oslo Accords terkait pemerintahan Palestina yang berdikari, berdiri di atas kaki sendiri.

Sejarah juga mencatat pemecahan rekor penerjunan bebas dari langit tertinggi yang dilakukan seorang penerjun asal Austria, Felix Baumgartner. Dia melompat dari ketinggian 128.176 kaki atau 39.068 meter di langit Roswell, New Mexico dan tiba di permukaan dengan selamat, pada 14 Oktober 2012.