Liputan6.com, Hong Kong - Polisi mengatakan bahwa bom rakitan yang dikendalikan dari jarak jauh digunakan untuk pertama kalinya selama protes di Hong Kong pada hari Minggu, 13 Oktober 2019, yang bertujuan untuk melukai pihak kepolisian.
Dilansir dari Channel News Asia, Senin (14/10/2019), perangkat yang diledakkan itu ditemukan dekat dengan kendaraan polisi di Mong Kok, Kowloon.
Advertisement
"Untuk pertama kalinya selama kerusuhan sosial ini, kami menyita bom buatan sendiri. Sekitar jam 8 malam kemarin, salah satu kendaraan kami melewati Nathan Road di Mong Kok ketika beberapa bahan peledak meletus hanya 2m hingga 3m dari mobil," ujar Wakil Komisaris Tang Ping-keung pada konferensi pers.
"Kami percaya bahan peledak seperti itu dimaksudkan untuk menyerang petugas kami. Kami mengutuk keras pembuatan bahan peledak, dan itu adalah tindakan yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan banyak korban."
Sekitar 20 bom yang dilemparkan ke kantor polisi Mong Kok akhir pekan lalu, dan para pengunjuk rasa juga membakar kendaraan polisi di Sha Tin.
Wakil komisaris mengatakan seorang petugas juga ditikam di leher selama protes.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Himbauan bagi Para Demonstran
Selain serangan terhadap petugas polisi, kerusakan parah terhadap fasilitas umum serta pembakaran beberapa bangunan juga dilakukan oleh para pengunjuk rasa.
"Saya harus menegaskan kembali bahwa orang-orang yang melakukan tindakan kekerasan bukanlah bagian dari para pengunjuk rasa," kata kepala polisi.
"Mereka memang perusuh dan penjahat yang menghancurkan aturan hukum kami. Apa pun alasan yang mereka perjuangkan, tidak akan pernah bisa membenarkan perilaku seperti ini," paparnya.
"Tolong jangan ada halangan ketika petugas menjalankan tugas mereka. Tolong hentikan para penjahat dan perusuh ini, dan tolong bantu kami untuk membawa Hong Kong kembali ke jalan yang benar," ia menutup dengan himbauan yang tegas.
Advertisement