Liputan6.com, Mindanao - Gempa bumi dahsyat mengguncang Filipina selatan pada Rabu 16 Oktober 2019 malam waktu setempat. Setidaknya satu anak telah terbunuh dan lebih dari dua lusin orang terluka akibat peristiwa tersebut.
Penduduk lari dari rumah dan kantor mereka dengan panik dan pusat perbelanjaan terbakar selama guncangan gempa bumi hebat di Mindanao, pulau terbesar kedua di negara itu.
Baca Juga
Pihak berwenang menyarankan warga untuk tidak berada di rumah yang mungkin telah retak dan melemah.
Advertisement
Gempa bermagnitudo 6,4 ini juga menyebabkan pemadaman listrik dan lindu susulan yang kuat di beberapa daerah.
"Kepala rumah sakit kami melaporkan bahwa seorang anak meninggal karena gempa bumi," kata Wali Kota Tulunan di Provinsi Cotabato Utara, Reuel Limbungan kepada sebuah stasiun radio seperti dikutip dari The Independent, Kamis (17/10/2019).
Anthony Allada, seorang petugas informasi, mengatakan kepada radio DZMM, pasca-gempa bumi 20 orang terluka akibat tertimpa puing-puing dan perabotan rumah di sebuah kota di provinsi terdekat, Davao del Sur.
"Banyak rumah rusak total ... Orang lain dilaporkan dalam kondisi kritis," tambah Anthony Allada.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gempa Dangkal Picu Kerusakan
Survei Geologi AS mengatakan, gempa yang digambarkan kuat dan dangkal itu hanya memiliki kedalaman delapan mil. Gempa dangkal cenderung menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada yang lebih dalam.
Gempa itu, Rabu malam, berpusat di Cotabato, sekitar lima mil dari Columbio, yang berpenduduk 33.258 orang, dan 42 mil barat daya Davao, salah satu kota terpadat di negara itu dan kota kelahiran Presiden Rodrigo Duterte.
"Kami merasakan sentakan yang sangat kuat dan terjadi pemadaman. Saya melihat orang-orang bergegas. Kami panik, menuju pintu keluar," kata Naru Guarda Cabaddu, seorang konsultan hotel yang berada di dekat pusat gempa.
Advertisement
Laporan Kerusakan hingga Pemadaman Listrik
Rekaman gambar yang beredar menunjukkan petugas pemadam kebakaran mengatasi kebakaran hebat di pusat perbelanjaan di General Santos City.
Video lain menunjukkan orang-orang di bandara dan di gereja menutupi kepala mereka, dan gemetar ketakutan ketika bangunan bergetar.
Philippine News Agency yang dikelola pemerintah melaporkan pemadaman listrik melanda Koronadal City, dan para penghuni sebuah hotel terpaksa dievakuasi.
Juga diposting foto-foto sebuah perguruan tinggi di Digos, Davao del Sur, yang rusak parah.
Max Fuentes, seorang penduduk Davao, mengatakan dia merasakan gempa susulan yang kuat.
"Kami menerima info dari teman-teman kami bahwa ada pemadaman di Kota Digos di Davao," katanya.
Kepala Badan Seismik Filipina, Renato Solidum, mengatakan kepada saluran berita ANC bahwa ada kemungkinan gempa susulan setelah lindu utama, yang dianggap kuat dan mampu menyebabkan kerusakan parah.
"Gempa susulan bisa terjadi. Beberapa dapat dirasakan, kemungkinan besar dalam intensitas rendah," katanya.
"Tapi kita tidak bisa menghilangkan kemungkinan intensitas serupa yang bisa dirasakan di area episentral."
Tak Ada Tsunami
Tidak ada tsunami Pasifik yang merusak yang diperkirakan terjadi setelah gempa bumi yang awalnya dilaporkan memiliki magnitudo 6,7, menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik yang berbasis di Hawaii.
Filipina, salah satu negara paling rawan bencana di dunia, sering dilanda gempa bumi dan aktivitas vulkanik karena terletak di "cincin api" Pasifik, busur volkano dan jalur patahan seismik yang aktif di Cekungan Pasifik.
Gempa bermagnitudo 7,7 menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina utara pada 1990.
Enam bulan lalu, setidaknya 11 orang tewas ketika dua gempa dahsyat mengguncang negara itu dalam dua hari.
Pusat Seismologi Eropa-Mediterania mengatakan, Mindanao dilanda tiga gempa bumi dalam dua jam.
Advertisement