Liputan6.com, Florida - Badai dan gempa bumi cukup buruk jika salah-satunya terjadi dan menimpa permukiman. Sekarang bayangkan jika mereka digabungkan.
Itulah yang disebut dengan Stormquakes, sebuah fenomena yang baru saja ditemukan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Wenyuan Fan, seorang profesor dan seismolog di Florida State University. Temuan ini diterbitkan pada Senin 14 Oktober 2019 lalu di jurnal ilmiah Geophysical Research Letters.
Tapi jangan khawatir. Menurut Fan, Stormquakes tidak seseram kedengarannya, demikian seperti dikutip dari CNN, Sabtu (19/10/2019).
Advertisement
Baca Juga
Fan menjelaskannya seperti ini. Ketika badai berada di atmosfer, mereka menghasilkan gelombang yang sangat besar di permukaan laut, yang kemudian membengkak dan membentuk jenis gelombang lain yang lebih jauh ke bawah --yang dapat menjangkau lebih dalam ke arah dasar laut.
Interaksi antara gelombang sekunder ini dan dasar laut menghasilkan jenis gaya tekanan tertentu, yang kemudian menciptakan efek seperti palu pada dasar laut.
Efek palu itu adalah apa yang kemudian tercatat oleh seismometer. Meskipun sebelumnya dianggap sebagai "kebisingan seismik," Fan dan timnya menemukan bahwa efek palu itu sebenarnya adalah gempa kecil --yang mereka sebut "Stormquakes"-- yang memiliki magnitudo sekitar 3,5.
Gerakannya kecil dan manusia tidak bisa merasakannya, kata Fan. Bagi kami, itu tidak terlalu signifikan.
"Saya selalu ingin menekankan kembali bahwa gempa terjadi karena badai, jadi ketika badai ekstrem terjadi, saya pikir itu adalah keprihatinan pertama kami," katanya kepada CNN.
Tapi itu tidak membuat temuan itu tidak signifikan. Fan mengatakan semua yang ada di alam saling terkait, sehingga gempa ini bisa memiliki efek di alam yang belum dipelajari.
Dia juga mengatakan mereka dapat memiliki dampak besar pada laut, seperti jika sebuah kapal ada di air, dan membantu para ilmuwan memahami struktur Bumi sedikit lebih baik lagi.
Simak video pilihan berikut:
Sering Terjadi, Tapi...
Wenyuan Fan, seorang profesor dan seismolog di Florida State University dan timnya berfokus pada periode antara 2006 dan 2015, menemukan 14.077 badai dalam kerangka waktu itu, atau sama dengan lebih dari seribu setiap tahunnya.
Tapi, sejauh berapa banyak badai atau badai besar lainnya yang dihasilkan, semuanya tergantung pada lokasi, kata Fan.
Fan menggunakan Hurricane Sandy sebagai contoh. Meskipun bagi di darat, topan itu sangat kuat, badai itu tidak menimbulkan gempa ketika bergerak ke darat, semisal di Negara Bagian New Jersey, pesisir timur Amerika Serikat, kata Fan.
Sementara itu, Hurricane Bill pada 2009 menghasilkan sekitar 300 gempa ketika bergerak ke utara, melewati New Jersey.
Perbedaannya adalah jalur badai. Ketika trek sejajar dengan daerah-daerah tertentu di dasar laut, kemungkinan gempa yang dihasilkan akan bermagnitudo lebih besar, bahkan jika badainya berkekuatan lemah.
Semua ini menunjukkan bahwa seismologi tidak hanya berguna untuk mengambil rekaman gempa, kata Fan. Rekaman selalu berjalan, dan mereka mengambil lebih dari sekedar gempa Bumi, termasuk hal-hal seperti cuaca, gema dan bahkan lalu lintas.
Advertisement