Liputan6.com, Hong Kong - Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata pada pengunjuk rasa yang melemparkan bom molotov. Insiden ini terjadi ketika ribuan orang melakukan pawai ilegal melalui distrik Kowloon, Minggu (20/10/2019).
Pihak kepolisian di dalam kantor polisi Tsim Sha Tsui menembakkan tembakan-tembakan gas air mata dan menggunakan pengeras suara dan meminta pengunjuk rasa untuk membubarkan diri.
Dilansir dari Channel News Asia, Minggu (20/10/2019) para pemrotes berpakaian hitam melemparkan bom bensin ke gerbang besi stasiun dan di dalam kompleks.
Advertisement
Kemudian, sebuah truk canon air polisi tiba untuk menyemprotkan jet pewarna biru ke kerumunan, yang berhasil membuat ratusan orang melarikan diri. Polisi telah menggunakan pewarna biru untuk mengidentifikasi pengunjuk rasa.
Tiga van polisi kemudian berbaris di jalan.
Di tempat lain di sepanjang rute pawai, pengunjuk rasa menghancurkan dan membakar toko-toko serta stasiun metro.
Â
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kerusuhan Terus Terjadi
Hong Kong telah dirundung aksi protes yang telah berlangsung selama berbulan-bulan atas kekhawatiran Beijing memperketat cengkeramannya terhadap kota itu. Ini merupakan krisis politik terburuk sejak Inggris mengembalikan kota itu ke China pada tahun 1997.
Krisis di kota Hong Kong menimbulkan tantangan terbesar bagi Presiden China Xi Jinping sejak ia mengambil alih kekuasaan. Beijing membantah telah mengikis kebebasan Hong Kong dan ia juga telah berjanji untuk menghancurkan segala upaya untuk memecah Cina.
Kerusuhan dipicu oleh RUU yang memungkinkan ekstradisi ke daratan Tiongkok untuk diadili di pengadilan yang dikontrol Partai Komunis.Â
Polisi telah menyatakan pawai pada hari Minggu ilegal karena khawatir akan keselamatan publik. Para pengunjuk rasa, mulai dari siswa hingga orang tua, banyak yang membawa payung untuk melindungi wajah mereka dari kamera pengintai jalan, menghadapi penangkapan.
Advertisement