Liputan6.com, Siberia - Tim pencarian dan penyelamat (SAR) masih terus melakukan pencarian korban runtuhnya bendungan tambang emas Siberia pada Sabtu 19 Oktober. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 15 orang.
Menurut Kementerian Darurat Rusia untuk Wilayah Krasnoyarsk, enam orang tetap tidak ditemukan setelah bendungan runtuh di dekat permukiman di Sungai Seiba, wilayah Kransnoyarsk, sekitar 2.500 mil sebelah timur Moskow.
Kementerian merilis gambar responden pertama yang tiba di daerah terpencil Schentinkino dengan helikopter untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
Advertisement
Mengutip dari laman CNN pada Senin (21/10/2019), hingga Sabtu malam, sekitar 300 orang terlibat dalam pencarian, termasuk tim dengan anjing polisi dan penyelam.
Berdasarkan Kementerian Darurat, 174 orang tinggal di pemukiman. 15 meninggal, sembilan orang dirawat di rumah sakit, dan enam masih hilang.
Sisa dari pemukiman dievakuasi dan ditempatkan di pusat akomodasi sementara, kata kementerian.
Gubernur Krasnoyarsk, Alexander Uss mengatakan, standar konstruksi yang lemah dan kondisi cucaca adalah di antara kemungkinan penyebab kerusakan bendungan, menurut kantor berita Rusia, RIA Novosti.
Bendungan itu milik perusahaan bernama Sibzoloto, lapor agensi media tersebut.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Rumah Para Pekerja Ditinggalkan
Bendungan di sungai Siberia, wilayah Krasnoyarsk runtuh setalah hujan lebat pada Sabtu 19 Oktober dan membanjiri kabin tempat para pekerja yang tinggal di sana.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan para pejabat untuk memberikan bantuan dan menyelidiki alasan di balik kecelakaan itu, kata juru bicaranya Yuri Lapshin, kepala pemerintah daerah Krasnoyarsk.
Beberapa kabin kecil, tempat pekerja diperkirakan tinggal, tersapu oleh banjir, lapor kantor berita Interfax.
Lusinan pekerja darurat telah mencari yang orang yang hilang atas kejadian itu dan telah membantu yang terluka, seperti mengutip dari BBC.
Orang-orang sedang dievakuasi dari desa terdekat Kuragino karena kenaikan permukaan air dari Sungai Seiba dan banjir lokal, lapor media Rusia.
Â
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti
Advertisement