Sukses

4 Anggota DPR AS Desak Apple Buka Akses Aplikasi Pelacak Polisi Hong Kong

Empat anggota DPR AS mendesak pihak Apple untuk membuka kembali akses aplikasi pendeteksi polisi bagi warga Hong Kong.

Liputan6.com, Washington D.C - Awal bulan ini, Apple telah menghapus aplikasi yang digunakan para pengunjuk rasa di Hong Kong dalam melacak pergerakan polisi dan penggunaan gas air mata dengan alasan aplikasi tersebut melanggar aturan. 

Apple menyebut aplikasi HKmap.live telah dimanfaatkan untuk membahayakan penegakan hukum dan penduduk.

Namun, kini beberapa anggota DPR AS diantaranya Ted Cruz, Ron Wyden, Marco Rubio dan Alexandria Ocasio-Cortez mendesak Tim Cook selaku CEO Apple untuk kembali membuka akses aplikasi tersebut bagi warga Hong Kong, demikian kutipan dari Straits Times, Selasa (22/10/2019).

Hingga saat ini, pihak Apple masih belum memberikan keterangan apapun. 

Kelompok itu secara terpisah menulis kepada Kepala Eksekutif Activision Blizzard Inc, Robert Kotick mengatakan kepadanya untuk membalikkan keputusan perusahaan melarang pemain yang menyuarakan dukungan untuk protes pro-demokrasi di Hong Kong.

Sama seperti Apple, Activision Blizzard juga tidak segera berkomentar.

"Anda telah mengatakan secara terbuka bahwa Anda ingin bekerja dengan para pemimpin China untuk melakukan perubahan daripada duduk di tengah-tengah dan berteriak pada mereka. Kami juga percaya bahwa diplomasi dan perdagangan dapat menjadi kekuatan demokratis. Tetapi ketika pemerintah yang represif menolak untuk berevolusi, kerja sama bisa menjadi upaya keterlibatan,"demikian kutipan tulisan yang ditujukan kepada Cook. 

Apple mengatakan pada 9 Oktober bahwa pihaknya telah memulai penyelidikan segera setelah "banyak pelanggan yang khawatir di Hong Kong" menghubunginya mengenai aplikasi tersebut.

Aplikasi HKMap "telah digunakan untuk menargetkan dan menyergap polisi, mengancam keselamatan publik, dan para penjahat telah menggunakannya untuk mengorbankan penduduk di daerah dimana mereka tahu ada tidak ada penegakan hukum".

Pihak yang mengkritik mengatakan Apple bertindak setelah tekanan dari Beijing dalam komentar di surat kabar resmi Partai Komunis China.

Anggota parlemen mengatakan Apple telah menyensor setidaknya 2.200 aplikasi di China.

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kejadian Serupa

Kebijakan Apple terjadi di tengah kehebohan yang menimpa Asosiasi Bola Basket Nasional AS (NBA) setelah seorang pihak berwenang dari tim tersebut menyatakan melalui akun Twitternya bahwa ia mendukung aksi protes Hong Kong. Karena hal itu, sponsor dan mitra China memilih memutuskan hubungan dengan NBA.

Pekan lalu, Blizzard mengurangi hukuman yang dijatuhkan kepada Chung Ng Wai, seorang gamer e-sports Hearthstone yang berbasis di Hong Kong, atas dukungan publiknya terhadap protes pro-demokrasi setelah keputusannya memicu kontroversi di antara para pemain dan publik.

Blizzard Entertainment, anak perusahaan dari Activision Blizzard, mengatakan pada awalnya bahwa mereka akan menangguhkan pemain dari kompetisi selama setahun dan melepaskan uang hadiahnya.