Liputan6.com, Ankara - Turki dan Rusia telah menyetujui apa yang mereka sebut kesepakatan "bersejarah" yang bertujuan menjauhkan pasukan Kurdi dari perbatasan Suriah - Turki.
Pada bulan ini, Turki melancarkan serangan untuk mengusir pasukan Kurdi dari Suriah bagian utara dan timur laut guna menciptakan zona penyangga (buffer zone). Wilayah itu nantinya akan digunakan untuk memukimkan kembali hampir sekitar 3,5 juta pengungsi perang Suriah yang saat ini berada di sana.
Rusia merupakan sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad. Moskow mengkhawatirkan tentang campur tangan asing di Suriah.
Advertisement
Turki dan Rusia sekarang akan melakukan patroli bersama di perbatasan, menurut kesepakatan terbaru tersebut, seperti dikutip dari BBC, Rabu (23/10/2019).
Baca Juga
Beberapa jam setelah kesepakatan diumumkan, Turki mengatakan tidak akan lagi meluncurkan kembali operasi militernya di sana, yang beberapa hari terakhir telah ditunda karena gencatan senjata berkat mediasi Amerika Serikat, ketika pejuang Kurdi telah menarik diri dari "zona penyangga" Turki.
Pada 9 Oktober, Turki melancarkan operasi militer ofensif ke kantung wilayah Kurdi di Suriah bagian utara dan timur laut, menyusul penarikan mendadak pasukan AS yang berkoalisi dengan Kurdi dari sana.
Koalisi pimpinan-AS mengandalkan pasukan pimpinan Kurdi untuk memerangi gerilyawan ISIS di Suriah utara selama empat tahun terakhir, tetapi mereka didominasi oleh milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris.
Setelah ofensif 9 Oktober, Turki telah merebut sebidang tanah sepanjang 120 km antara kota Ras al-Ain ke Tal Abyad untuk menciptakan "zona penyangga" untuk memukimkan kembali hingga dua juta pengungsi yang saat ini berada di Turki.
Rusia telah sepakat untuk mengizinkan operasi Turki, menghilangkan risiko konflik antara kedua belah pihak.
Pernyataan dari Rusia dan Turki mengatakan bahwa pasukan Kurdi "akan dipindahkan" dari kota Manbij dan Tal Rifat --keduanya terletak di luar wilayah operasi.
Milisi Kurdi belum mengindikasikan apakah mereka akan menyetujui tuntutan itu.
Simak video pillihan berikut:
Patroli Bersama Turki - Rusia
Berdasarkan kesepakatan terbaru, Rusia juga akan melakukan patroli bersama dengan Turki di beberapa bagian Suriah utara untuk memastikan bahwa pasukan Kurdi tidak kembali ke daerah yang dekat dengan perbatasan Suriah dengan Turki. Patroli akan dimulai pada hari Rabu.
Patroli gabungan Rusia dan Suriah di daerah-daerah di mana pasukan Turki tidak beroperasi juga akan dimulai pada hari Rabu.
Pengumuman itu muncul setelah pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan
Presiden Suriah Bashar al-Assad berterima kasih kepada Presiden Putin dan "menyatakan dukungan penuhnya untuk hasil pekerjaan serta kesiapan penjaga perbatasan Suriah, bersama dengan polisi militer Rusia, untuk mencapai perbatasan Suriah-Turki," kata Kremlin.
Advertisement