Liputan6.com, Washington DC - Ketika NASA berencana kembali mengirim manusia ke Bulan untuk pertama kalinya dalam lebih dari setengah abad, seorang astronaut yang beruntung akan masuk dalam sejarah dengan menjadi perempuan pertama di Lunar.
Dan, tak lama setelahnya, Badan Antariksa Amerika Serikat berencana mencetak sejarah baru lagi, dengan mengirim astronaut perempuan ke Mars --menjadikannya sebagai manusia sekaligus kaum hawa pertama yang menginjakkan kaki di Planet Merah, kata Administrator NASA Jim Bridenstine seperti dikutip dari Livescience, Rabu (23/10/2019).
Advertisement
"Kami bisa mempertimbangkan bahwa manusia pertama di Mars adalah seorang perempuan," kata Bridenstine, Jumat 18 Oktober 2019 lalu, saat konferensi pers tentang perjalanan ruang angkasa khusus perempuan.
"Saya pikir itu bisa menjadi tonggak sejarah," tambahnya.
NASA saat ini tidak memiliki rencana konkret untuk mendaratkan manusia di Mars, karena pendaratan kembali di Bulan adalah prioritas pertama badan itu.
Tetapi, Bridenstine mengatakan pendaratan kru Mars pertama kali dapat terjadi sekitar tahun 2030-an. Sementara itu, perusahaan luar angkasa swasta SpaceX sedang mengerjakan roket kolonisasi Starship Mars, yang dapat membantu NASA mengirim para astronaut perintis ke Planet Merah.
"Jika putri saya yang sekarang berusia 11 tahun saat dewasa ditakdirkan (menjadi astronaut), kami akan memiliki seorang perempuan di Mars dalam waktu yang tidak terlalu lama," Bridenstine mengumpamakan.
Ia menambahkan, siapa pun yang akhirnya pergi ke Mars akan berusia sangat muda untuk bergabung dengan korps astronaut NASA pada saat ini. Namun, perempuan pertama yang akan mendarat di Bulan kemungkinan akan dipilih dari kumpulan astronaut aktif NASA sekarang.
NASA belum mengumumkan siapa yang akan menjadi perempuan pertama di Bulan, tetapi siapa pun orangnya, dia dijadwalkan mendarat pada tahun 2024.
Misi pendaratan di Bulan itu adalah bagian dari program Artemis NASA, yang merupakan prekursor lembaga untuk membangun koloni manusia permanen di dan atau di sekitar Bulan --sesuatu yang dapat membantu membuka jalan ke Mars.
Simak video pilihan berikut:
NASA Ajak Mitra Internasional Jelajahi Bulan
Setelah berhasil melakukan perjalanan ke bulan, NASA terbuka perihal gagasan partisipasi internasional, yang berarti pihak dari luar Amerika juga bisa turut merasakan berpijak di satelit alami Bumi untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hal itu disampaikan Kepala Ruang Angkasa Global pada Senin 21 Oktober.
"Saya pikir ada banyak ruang di Bulan, dan kami membutuhkan semua mitra internasional kami untuk pergi bersama kami ke Bulan," kata administrator NASA, Jim Bridenstine di Kongres Astronautika Internasional ke-70 yang diadakan di Washington.
"Jika kita dapat mencapai kesepakatan terkait kontribusi semua negara dan bagaimana mereka akan menjadi bagian dari perjalanan ini, maka tentu saja saya akan melakukannya, saya akan melihat bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk tidak dapat memiliki mitra internasional bersama kami di bulan," tambahnya.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (22/10/2019), Amerika mengembangkan pesawat ruang angkasa (Orion) dan stasiun ruang angkasa mini (Gateway) yang akan tetap berada di orbit bulan, yang secara teori akan digunakan untuk misi kru pertama pada tahun 2024 mendatang, Artemis 3.
Hanya satu misi yang akan diproduksi di luar AS yaitu modul layanan Orion yang akan memasoknya dengan listrik, tenaga penggerak, kontrol termal, udara dan air di ruang angkasa dan sedang dikirim oleh European Space Agency (ESA).
Advertisement