Liputan6.com, Amazon - Di bagian utara pegunungan Amazon, terdapat seekor burung kecil berbulu putih, yang kawin dengan sang betina. Bedanya, cara kawin mereka yaitu mengeluarkan kicauan yang memekakkan telinga.
Suara itu berbunyi seperti klakson, demikian seperti dikutip oleh AFP, Rabu (23/10/2019).
Baca Juga
Dengan suara lantangnya, burung jenis Bellbird ini mendapatkan julukan sebagai burung paling berisik di dunia.
Advertisement
Ahli biologi, Jeff Podos, di Universitas Massachusetts Amherst dan Mario Cohn-Haft dari Instituto Nacional de Pesquisas da Amazonia di Brazil menggambarkan, burung itu memecahkan rekor dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, Senin 21 Oktober lalu.
Para peneliti menulis, bahwa suara panggilannya sangat keras, mereka bertanya-tanya bagaimana betina Bellbird putih mendengarkan dari jarak dekat tanpa merusak pendengaran mereka.
Tingkat Suara yang Luar Biasa Tinggi
Peristiwa ini semakin mengesankan mengingat ukuran kecil spesies ini, mereka sebesar burung merpati, beratnya sekitar setengah pon atau seperempat kilogram.
Bellbird jantan memiliki fisik dengan gelambir hitam berdaging, dihiasi dengan bintik-bintik putih yang jatuh dari paruh, sedangkan betinanya berwarna hijau dengan garis-garis gelap dan kurang-gelambir.
Podos mengatakan kepada AFP bahwa dia cukup beruntung untuk menyaksikan burung betina itu bergabung dengan si jantan saat bertengger.
"Dia menyanyikan nada pertama menghadap ke depan, dan kemudian dia melakukan ini, seperti dramatis teater, di mana dia mengayunkan dengan kaki terbuka lebar dan gelambirnya semacam melayang-layang di sekitar," urainya.
"Pada nada kedua, burung itu bersuara nada tinggi tepat di tempat betina itu berada, si betina menerimanya dengan terbang mundur sekitar empat meter," jelasnya lagi.
Tidak jelas mengapa betina dengan senang mendengarkan suara bising itu dengan jarak yang sangat dekat itu.
Diperkirakan, suara burung jantan ini mencapai tingkat puncak 113 desibel --di atas ambang batas rasa sakit manusia dan setara dengan konser rock keras atau pesawat turbo-prop berjarak 60 meter jauhnya mencapai daya lepas landas.
"Mungkin mereka mencoba menilai pria dari dekat, meski dengan risiko kerusakan pada sistem pendengaran mereka," Podos menambahkan.
Advertisement
Belum Bisa Mengalahkan Suara Singa
Namun, burung ini tentu tidak bisa mengalahkan suara singa, gajah atau paus. Peneliti juga mempelajari bagaimana burung dapat mengalami tingkat kebisingan seperti itu.
"Kami tidak tahu bagaimana hewan kecil bisa memiliki suara yang sangat keras. Kami benar-benar pada tahap awal memahami keanekaragaman hayati ini," kata Podos.
Mereka juga mendapati bahwa, jika seruan burung semakin keras, panggilan itu juga semakin pendek, dan ada teori mungkin terjadi karena sistem pernapasan burung memiliki kemampuan terbatas untuk mengendalikan aliran udara dan menghasilkan suara.
Menurut Podos, ini akan menempatkan batasan anatomi alami pada seberapa keras burung dapat berevolusi melalui seleksi seksual, atau seleksi untuk sifat-sifat yang menguntungkan untuk reproduksi.
Â
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti