Liputan6.com, Jakarta - Bumi adalah rumah bagi makhluk hidup, satu-satunya tempat di alam semesta di mana kita tahu pasti adanya kehidupan.
Bumi terbentuk lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu, dari awan gas dan debu yang berputar-putar yang kemudian memunculkan seluruh tata surya, termasuk matahari.
Advertisement
Menurut teori terbaik para ilmuwan, gas dan debu tersebut runtuh menjadi cakram, dengan bagian-bagian yang berbeda dari cakram itu menyatu ke masing-masing planet di tata surya.
Berikut adalah 5 fakta tentang Bumi, mulai dari posisinya di tata surya hingga unsur pembentuknya, seperti dikutip dari Live Science, Minggu (3/11/2019).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Letak Bumi
Bumi berada di sudut kecil galaksi Bimasakti, 25.000 tahun cahaya dari pusat galaksi dan 25.000 tahun cahaya dari tepi galaksi, menurut Universe Today.
Tata surya terletak di lengan kecil yang disebut Orion-Cygnus, yang bercabang dari Lengan Sagitarius --salah satu dari dua lengan spiral utama Bimasakti.
Sementara itu, lingkar Bumi adalah 24.901 mil (40.075 kilometer), menjadikannya planet berbatu terbesar di tata surya.
Bumi mengorbit sejauh 93.000 mil (150.000 km) dari matahari, memberikannya suhu yang tepat untuk air cair yang terus-menerus ada di permukaan planet.
Advertisement
2. Terbuat dari Apa Bumi?
Beberapa bentang alam besar, yang dikenal sebagai benua, ada di berbagai tempat di permukaan Bumi. Benua terbesar, yang kadang-kadang dikenal sebagai Afro-Eurasia (meskipun lebih umum dipecah menjadi Afrika, Eropa dan Asia), memiliki luas total 32.800.000 mil persegi (84.950.000 km persegi), menurut Encyclopedia of World Geography.
Amerika Utara dan Selatan berukuran 16.428.000 mil persegi (42 juta km persegi), Antarktika sebesar 5.405.000 mil persegi (14 juta km persegi) dan wilayah Australia 2.970.000 mil persegi (7.656.127 km persegi).
Proses yang terjadi di bawah kerak Bumi menyebabkan benua-benua ini terus bergerak dalam periode waktu geologis.
Ahli geologi bahkan menemukan benua bawah tanah yang terkubur jauh di bawah permukaan Bumi, dan meskipun tidak ada yang tahu bagaimana atau kapan benua ini terbentuk, usia benua tersebut mungkin setua Bumi itu sendiri.
Sementara itu, kerak Bumi adalah lapisan tipis yang memanjang rata-rata sekitar 18 mil (30 km) di bawah permukaan Bumi. Sebagian besar berisi batuan silikat dan basaltik, menurut Survei Geologi AS.
Sedangkan mantel Bumi adalah lapisan yang berada di bawah kerak Bumi, memanjang sekitar 1.800 mil (2.900 km) di bawah permukaan Bumi.
Kesalahpahaman yang umum diutarakan di sekolah-sekolah adalah bahwa semua batu di mantel dilebur menjadi magma. Faktanya, sebagian besar magma berbentuk sangat kental dan amat tebal, sehingga perlu jutaan tahun agar alirannya menjadi jelas.
Di pusat Bumi adalah inti besi-nikel yang cair, berada sejauh 1.400 mil (2.260 km) dari permukaan, tetapi dihancurkan oleh tekanan luar biasa menjadi bentuk padat di kedalaman terendah.
3. Atmosfer Bumi
Atmosfer Bumi terdiri dari 78% nitrogen, dengan tambahan 20% oksigen, 0,9% argon, dan 0,04% karbon dioksida, serta sejumlah gas lainnya, menurut NASA.
Sebagian besar aktivitas manusia terjadi di lapisan atmosfer terendah, yaitu troposfer, yang memanjang 8 hingga 14,5 km di atas kepala kita.
Di atas troposfer adalah stratosfer, tempat awan dan balon cuaca terbang, tingginya mencapai 50 km di atas permukaan laut. Diikuti oleh mesosfer, 53 mil (85 kilometer) di atas permukaan laut (ini adalah tempat meteor terbakar), dan termosfer yang memanjang jauh ke angkasa luar --setidaknya 372 mil (600 km).
Aktivitas manusia sangat mempengaruhi iklim dan cuaca di atmosfer Bumi. Dengan menambahkan kelebihan karbon dioksida, yang memerangkap radiasi inframerah dari matahari, industri yang dibangun oleh umat manusia memanaskan Bumi sendiri melalui pemanasan global, yang mengarah pada perubahan skala besar.
Pemanasan global termasuk juga kenaikan suhu rata-rata sekitar 2,3 derajat Fahrenheit (1,3 derajat Celsius). September 2019 tercatat sebagai bulan terpanas di seluruh Bumi.
Advertisement
4. Permukaan Bumi
Bumi dimiringkan pada porosnya sebesar 23,4 derajat, yang berarti bahwa sinar matahari jatuh tidak merata di permukaan planet, menciptakan variasi musiman di banyak benua.
Akan tetapi, wilayah yang berbeda mengalami variasi yang berbeda pula dalam sinar matahari, dan permukaan Bumi dipecah menjadi tiga zona iklim utama: wilayah kutub di Kutub Utara dan Antarktika (di atas atau di bawah 66 derajat lintang utara atau selatan), zona iklim sedang (antara 23 dan 66 derajat lintang utara atau selatan), dan daerah tropis (antara Tropic of Cancer di 23 derajat lintang utara, dan Tropic of Capricorn di 23 derajat lintang selatan), menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional.
Titik tertinggi di atas permukaan laut adalah puncak Gunung Everest, yaitu 29.029 kaki (8.848 meter). Sebuah celah berbentuk bulan sabit di bagian bawah Samudra Pasifik barat yang dikenal sebagai Palung Mariana adalah tempat terdalam di Bumi, memanjang ke dalam hingga 36.037 kaki (10.984 meter).
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia, berliku sejauh 4.258 mil (6.853 km) melalui timur laut Afrika. Danau Baikal di Rusia adalah danau air tawar terbesar dan terdalam, berisi 5.521 mil kubik air (23.013 km kubik).
5. Kehidupan di Bumi
Mungkin hal yang paling mencolok tentang Bumi, dan fitur yang sejauh ini membuatnya unik di seluruh kosmos yang dikenal, adalah keberadaan organisme hidup.
Beberapa bukti tertua dari kehidupan mikroba menunjukkan bahwa itu sudah tersebar luas di planet kita sejak 3,95 miliar tahun silam. Namun, proses makhluk mikroskopis ini muncul, masih menjadi misteri meskipun para ahli telah mengajukan banyak teori.
Para ilmuwan memperkirakan ada sebanyak satu triliun spesies di Bumi, menempati ceruk yang membentang dari atmosfer atas hingga jauh di bawah permukaan berbatu.
Biosfer yang aneh dan kompleks ada di sekitar lubang hidrotermal di dasar lautan dan di hampir setiap batu dan celah yang pernah dijelajahi.
Advertisement