Sukses

Inggris Gandeng 4 Politeknik Kemaritiman RI untuk Program Skills for Prosperity

Inggris meluncurkan program "Skills for Prosperity" senilai Rp 145 miliar untuk mendukung pendidikan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Inggris lewat Kedutaan Besarnya di Jakarta meluncurkan program "Skills for Prosperity" senilai 8 juta pound sterling atau setara dengan Rp 145 miliar pada Selasa (5/11/2019) di hotel Fairmont, Jakarta. Tujuan program ini adalah untuk membantu sektor pendidikan di Indonesia.

Menurut Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, program tersebut merupakan bentuk kerja sama antara Inggris dan Indonesia untuk merealisasikan sumber daya manusia (SDM) unggul di Indonesia, yang berfokus pada SDM dan pendidikan, dimulai dari sektor kemaritiman.

Kedua negara siap untuk memastikan bahwa sistem pendidikan di Tanah Air sudah sesuai dengan mata pelajaran, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan negara ini.

"Pendidikan serta pembangunan sumber daya manusia adalah kunci untuk kemajuan ekonomi. Kerja sama kami di bidang pendidikan sudah termasuk dana penelitian melalui Newton Fund dan meningkatkan konektivitas antara Inggris dan lembaga pendidikan Indonesia," tuturnya saat membuka acara peluncuran. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menetapkan visi dan misinya untuk mengembangkan SDM agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional.

Para ahli dari Inggris dan Indonesia akan memfasiltiasi kerja sama yang lebih erat di sektor bisnis dan pelatihan tenaga kerja di Indonesia.

Langkah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi semua individu melalui peningkatan keterampilan dan prospek pekerjaan, kenaikan efisiensi dan produktivitas, serta daya tarik Indonesia sebagai tempat untuk berinvestasi, menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan dan memajukan ekonomi.

"Bidang kemaritiman menjadi prioritas Presiden Jokowi untuk menghubungkan 17.000 pulau di Indonesia melalui peningkatan infrastruktur pelabuhan laut, yang akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perdagangan di seluruh nusantara," imbuh Dubes Owen.

Selain itu, program ini akan membantu memastikan pelatihan tenaga kerja untuk pengoperasian infrastruktur yang optimal, sebab memberikan prioritas pertama pada bidang maritim adalah langkah yang tepat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Gandeng Empat Politeknik

Program kerja sama "Skills for Prosperity" akan dilaksanakan dengan empat politeknik di Batam, Manado, Semarang dan Surabaya. Sedangkan dana sebesar Rp 145 miliar ini nantinya akan digunakan untuk meningkatkan kurikulum, standar, serta kualifikasi bagi mereka yang mempelajari logistik pelabuhan, pelayaran, pembuatan kapal, dan ekonomi maritim dari masyarakat pesisir.

Contohnya, meningkatkan pelatihan bagi siswa di Politeknik Batam tentang manajemen logistik akan mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas perdagangan. Selain itu, ini pun bisa mendorong Indonesia sebagai mitra kerja Singapura, pusat perdagangan global terdekat.

Di samping itu, kerja sama dengan Politeknik Laut Semarang difokuskan untuk pelatihan keterampilan bahasa Inggris para pelaut, sehingga akan ada lebih banyak orang Indonesia yang bisa dipekerjakan di perusahaan internasional maupun di jalur pelayaran internasional.

Ada pula kerja sama dengan Politeknik Surabaya yang bertujuan untuk membawa perkembangan terbaru dalam digitalisasi manajemen pelabuhan dan desain pembuatan kapal, menciptakan pemimpin masa depan, serta meningkatkan daya saing dan perdagangan Indonesia.

"Untuk Politeknik Manado diharapkan dapat mengembangkan kursus ekonomi kelautan secara mandiri agar keterampilan kewirausahaan dan industri skala kecil bisa diajarkan kepada masyarakat pesisir yang seringkali dilanda kemiskinan," Dubes Owen melanjutkan.

Dana untuk "Skills for Prosperity" tidak akan berhenti di bidang kelautan atau dengan empat politeknik tersebut saja. "Setelah program di bidang kelautan telah berjalan, kami akan mencari lebih banyak sektor dan peluang, di mana Inggris dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam pelatihan tenaga kerja," imbuh Dubes Owen.

Sebagai contoh, pada pekan ini, ada 11 perwakilan senior dari universitas-universitas Inggris (UUKI) yang mengunjungi Indonesia untuk mencari peluang kerja sama pendidikan tinggi, yang dipimpin oleh Profesor Andrew Wathey, Wakil Rektor dari Northumbria University.

"Meningkatkan Kejuruan Teknis dan Pelatihan Pendidikan (Improving Technical Vocationaland Education Training - TVET) dan Pendidikan Tinggi (Higher Education - HE) di sektor publik dan swasta dapat menjadi cara terbaik untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi kelompok-kelompok terpinggirkan," pungkas Dubes Owen.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapakan kualitas pendidikan Indonesia menjadi naik, perdagangan domestik dan internasional meningkat, dan investasi dalam negeri makin pesat.