Sukses

Kurangi Dampak Perubahan Iklim, China Luncurkan Kampanye Hidup Hijau

Untuk memperbaiki globalisasi, Shanghai gerakkan kampanye 'hidup hijau' kepada seluruh penduduk serta para instansi.

Liputan6.com, Shanghai - China meluncurkan kampanye 'hidup hijau' nasional pada Rabu 6 November. Kampanye itu bertujuan mendesak orang-orang untuk mengurangi sampah, menghemat air, dan menanam pohon guna membalikkan kerusakan yang terjadi akibat perubahan iklim.

Sementara pemerintah tidak merinci bagaimana targetnya akan dipenuhi atau ditegakkan. Kampanye ini akan menggunakan metode mobilisasi Partai Komunis tradisional untuk mengubah perilaku individu daripada menindak perusahaan seperti masa lalu.

Pada 2022, lebih dari 60% rumah tangga diharapkan untuk terlibat dalam kegiatan 'hidup hijau' seperti penamanan pohon, perlindungan satwa liar, dan mengurangi sampah plastik.

Partai Komunis dan departemen pemerintah harus memenuhi persyaratan untuk mendaur ulang, membeli kendaraan energi baru, dan membuat kantor tanpa kertas, seperti melansir dari Channel News Asia, Kamis (7/11/2019).

Selan itu, sekolah-sekolah dan universitas juga diharapkan menciptakan 'kampus hijau'.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kota Pertama China dengan 'Gerakan Hijau'

Distrik perumahan perkotaan diharapkan juga untuk menciptakan 'lingkungan hijau yang layak huni'. Pusat perbelanjaan pun akan didorong untuk mengurangi sampah dan mempromosikan 'konsumsi hijau'.

China adalah penghasil emas gas rumah kaca terbesar di dunia yang disalahkan atas pemanasan global. China pun telah berperang melawan polusi dan memodernisasi ekonomi beratnya dalam upaya untuk mengurangi emisi dan membersihkan lingkungan.

Selain meluncurkan serangkaian kampanye melawan pencemar korporasi, China telah membangun infrastruktur dan menciptakan insentif untuk mengolah limbah. Ini sedang dibangun 100 basis daur ulang baru yang akan selesai pada akhir tahun.

Lalu, juga menjadi serangkaian inisiatif abru Shanghai sebagai kota di China pertama yang mendesak penduduknya memilah sampah mereka sendiri.

 

Reporter: Aqilah Ananda Purwanti