Sukses

PM Mahathir Tak Jadi Mundur pada 2020, Batal Transisi ke Anwar Ibrahim?

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan dia tidak akan mundur dari jabatannya sampai dia menyelesaikan masalah yang dihadapi Negeri Jiran.

Liputan6.com, Putrajaya - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan dia tidak akan mundur dari jabatannya sampai dia menyelesaikan masalah yang dihadapi Negeri Jiran.

Masalah itu, katanya, termasuk memulihkan miliaran dolar yang hilang terkait skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB), menemukan dan mengadili pebisnis buron Low Taek Jho, atau Jho Low, dan memberantas korupsi dalam pelayanan publik.

Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times (FT), yang diterbitkan pada Rabu (6/11), PM Mahathir mengatakan tidak ada tanggal atau waktu pasti baginya untuk mundur dari kursi kepala pemerintahan Malaysia.

"Waktu sebenarnya saya akan menjabat tergantung pada masalah yang kita hadapi," katanya kepada FT, dikutip dari The Strait Times pada Kamis (7/11/2019).

"Saya punya pengalaman memecahkan masalah keuangan, jadi mereka ingin saya menyelesaikan masalah sebelum saya mundur," kata Mahathir, merujuk mereka sebagai rakyat Malaysia dan pihak-pihak yang menaruh kepercayaan padanya.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Tetap Transisi Kekuasaan kepada Anwar Ibrahim

PM Mahathir juga menjelaskan, ketika dirinya diamanatkan untuk kembali memimpin, ia memperkirakan tidak akan menjabat secara permanen karena faktor usia.

"Itu berarti bahwa saya tidak akan menyelesaikan seluruh masa jabatan," jelasnya kepada FT, dikutip dari The Strait Times.

Ditanya apakah dia masih bertahan dengan janji membuka transisi kekuasaan kursi perdanam menteri kepada Presiden Parti Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim, Mahathir mengatakan ya tanpa ragu-ragu dan menunjukkan bahwa dia telah menjanjikan ini.

PM Mahathir juga ditanya tentang teori konspirasi bahwa ia tidak berencana untuk meninggalkan jabatan perdana menteri.

Namun ia menjelaskan bahwa dia perlu berhati-hati dalam menunjuk seorang pengganti karena "kesalahan" sebelumnya --merujuk pada PM Najib Razak yang kini justru didakwa atas skandal 1MDB dan anak usahanya, SRC International.

"Saya telah membuat banyak kesalahan dalam menunjuk pengganti saya, jadi saya tidak ingin membuat kesalahan lain kali ini," katanya.

Ketika ditanya apakah keengganannya melepaskan posisi dengan cepat juga berarti dia menganggap dirinya satu-satunya orang yang cocok dengan tantangan memimpin Malaysia sekarang, PM Mahathir berkata: "Saat ini, mungkin."