Sukses

Tensi 2 Negara Masih Tinggi Jelang Pertemuan Bilateral Erdogan - Trump

Rencana pertemuan bilateral antara Presiden Rusia dan AS ternyata tetap membuat hubungan antara keduanya panas.

Liputan6.com, Ankara - Minggu ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Washington untuk bertemu dengan Presiden Donald J. Trump. Pertemuan tersebut dipandang sebagai kesempatan untuk mengatur ulang hubungan yang selama ini tegang karena berbagai perbedaan kebijakan politik.

Operasi militer Turki melawan milisi Kurdi Suriah diperkirakan akan menjadi agenda pembicaraan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Donald J. Trump. Demikian dilansir dari VOA Indonesia, Rabu (13/11/2019).

Turki menetapkan milisi Kurdi sebagai teroris, tetapi milisi itu merupakan sekutu kunci dalam perang melawan ISIS pimpinan Amerika.

Kongres Amerika mengancam akan memberlakukan sanksi luas terhadap Turki, sebagian di antaranya menarget Presiden Erdogan secara pribadi. Pertemuan kedua presiden minggu ini berlangsung pada saat penting dalam hubungan antara dua negara sekutu NATO itu.

Asli Aydintasbas dari European Council on Foreign Relations (“Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri”) adalah di antara para analis yang berpendapat demikian.

"Ada daftar panjang masalah antara kedua negara. Faktanya hubungan itu tidak pernah seburuk sekarang ini, dan tentu saja ada masalah lain yang kini sedang terjadi, yaitu serbuan Turki ke Suriah dan keberatan dari Amerika. Yang terjadi di lapangan sangat tidak menentu," komentarnya.

Meskipun terjadi peningkatan ketegangan bilateral, kedua presiden tampaknya telah membangun hubungan kerja yang baik, termasuk adanya kecocokan dalam hubungan pribadi antara Erdogan dan Trump, seperti diungkapkan oleh Mesut Casin, penasihat Presiden Erdogan.

"KTT bersejarah ini akan bermanfaat bagi kedua pihak. Saya menantikan adanya perspektif yang optimistis. Pertemuan ini akan membawa solusi baru dan metodologi baru di antara kedua aktor," jelasnya.

Presiden Erdogan berharap bahwa Presiden Trump akan mencabut embargo atas pembelian jet tempur terbaru Amerika. Trump memberlakukan pembekuan itu setelah Turki membeli rudal S400 Rusia. Washington khawatir dengan hubungan Turki yang semakin erat dengan Rusia.

Dalam kunjungan kali ini Presiden Erdogan diperkirakan akan menyampaikan tawarannya untuk membeli rudal patriot buatan Amerika.

Presiden Rusia Vladimir Putin terus mengandalkan Presiden Erdogan untuk kedekatan Rusia dengan Turki. Dia kemungkinan akan memantau kunjungan Erdogan ke Washington ini dengan cermat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Hubungan Panas Trump - Erdogan

Hubungan antara keduanya memang telah memanas, terlebih sejak keputusan AS untuk mencabut pasukannya dari Suriah. 

Ketika itu, Donald Trump mengirim surat peringatan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan namun langsung dibuang ke tempat sampah olehnya.

Dalam surat tertanggal 9 Oktober dan dikirim setelah pasukan AS meninggalkan Suriah, Trump memberi tahu Erdogan: "Jangan menjadi pria yang keras. Jangan bodoh!"

Dilansir dari BBC, Kamis (17/10/2019), sumber kepresidenan Turki mengatakan kepada BBC bahwa surat itu "ditolak sepenuhnya" oleh Erdogan.

Pada hari surat itu diterima, Turki melakukan serangan lintas perbatasan terhadap pasukan pimpinan Kurdi.