Sukses

Korban Tewas Kebakaran Hutan Australia jadi 4 Orang, Suhu Kian Meningkat

Korban tewas dalam kebakaran hutan yang berkobar di seluruh negara bagian New South Wales Australia meningkat jadi 4 orang pada Kamis (14/11/2019).

Liputan6.com, Australia - Korban tewas dalam kebakaran hutan yang berkobar di seluruh negara bagian New South Wales (NSW) Australia meningkat menjadi empat orang pada Kamis (14/11/2019).

Jumlah tersebut diumumkan setelah temuan jasad pria di sebuah hutan yang hangus. Jenazah laki-laki itu ditemukan pada Rabu malam di dekat Kota Kempsey, timur laut NSW.

Penemuan itu bersamaan dengan pihak berwenang memberi peringatan pada Kamis mengenai memburuknya kondisi cuaca yang akan datang, seperti dilansir aljazeera.com

Kebakaran tersebut setidaknya menghancurkan 2,5 juta hektar lahan pertanian dan semak-semak dalam seminggu terakhir. Api kebakaran dipicu kondisi kering serta angin kencang, usai kekeringan yang diperburuk perubahan iklim melanda selama tiga tahun.

2 dari 4 halaman

Penemuan Korban Tewas Terbaru

Dikutip dari Aljazeera, jenazah laki-laki itu diduga sebagai pria yang tidak terlihat sejak Jumat lalu. Kepolisian NSW turut memberi pernyataan perihal penemuan jasad tersebut. 

"Pria itu belum diidentifikasi secara resmi, namun diyakini sebagai seorang pria berusia 58 tahun yang tinggal di sebuah gudang di dekatnya," kata Polisi NSW dalam sebuah pernyataan via email/surel.

Kempsey telah menderita dalam kondisi ekstrem dalam beberapa pekan terakhir. Berlokasi hanya lebih dari 400 km (249 mil) utara Sydney, kota terbesar Australia.

Sekitar 300 rumah di NSW hancur dalam beberapa hari terakhir. Hal tersebut terjadi saat api membentang dari utara negara bagian ke pantai ke pinggiran kota Sydney. 

Kebakaran hutan biasa terjadi di musim panas yang kering dan panas di Australia. Namun, keganasan dan kedatangan awal kebakaran di musim semi selatan tahun ini mengejutkan banyak orang.

3 dari 4 halaman

Upaya Pemadaman Kebakaran

Sekitar 60 kebakaran terjadi di sekitar NSW pada Kamis pagi. Hal itu terjadi saat sedang diperangi oleh lebih dari 1.000 petugas pemadam kebakaran, kata Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan.

Wakil Komisaris Layanan Pemadam Kebakaran Pedesaan Rob Rogers mengatakan perihal kondisi api yang diperangi petugas pemadam kebakaran, seperti dilansir aljazeera.com

"Kami mengalami hari yang lebih baik kemarin, hanya satu kebakaran yang dapat menjadi peringatan darurat, tetapi bahkan dalam kondisi yang cukup jinak ini kami melihat cukup banyak perilaku api yang agresif hanya karena begitu kering," kata Wakil Komisaris Layanan Pemadam Kebakaran Pedesaan Rob Rogers.

"Kondisi mulai memanas besok, ke akhir pekan dan kemudian memanas awal minggu depan, kembali ke kondisi yang lebih kencang. Kami dalam jangka panjang," tambahnya. 

Suhu juga diperkirakan akan meningkat pada hari Kamis di bagian barat negara itu. 

Pihak berwenang mengatakan mereka sedang memantau kebakaran di pinggiran Karratha, pusat pemrosesan gas utama di pantai barat Australia. Suhu diperkirakan akan mencapai 43 derajat Celcius (109,4 ° F) pada hari Kamis di Port Hedland.

4 dari 4 halaman

Dipicu Perubahan Iklim

Sementara itu, dikutip dari BBC, para ilmuwan dan pakar memperingatkan bahwa musim kebakaran Australia telah tumbuh lebih lama dan lebih intens karena perubahan iklim.

Para pejabat telah mengkonfirmasi bahwa tahun 2018 dan 2017 merupakan tahun ketiga dan keempat terpanas di Australia, dan tahun lalu negara tersebut mengalami musim panas terhangat yang pernah tercatat.

Laporan Badan Meteorologi untuk Iklim 2018 mengatakan perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan kejadian panas ekstrem dan meningkatkan keparahan bencana alam lainnya, seperti kekeringan.

Bahkan, jika suhu global terkandung pada kenaikan 2C di atas tingkat pra-industri - batas yang ditetapkan dalam perjanjian Paris dan disetujui oleh 188 negara pada tahun 2015 - para ilmuwan percaya bahwa negara ini menghadapi normal baru yang berbahaya. 

Tahun lalu, sebuah laporan PBB mengatakan Australia gagal dalam upaya untuk mengurangi emisi CO2-nya.

Kemudian, sebuah koalisi mantan kepala api dan pejabat lainnya pada Kamis menegaskan kembali tuntutan bagi pemerintah Australia untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan mencegah kebakaran lebih lanjut. 

Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison enggan berkomentar mengenai perubahan iklim saat kebakaran hutan terjadi.

 

Reporter: Hugo Dimas