Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam rapat kabinet pada Senin, 11 November 2019, memprotes terkait korupsi skala besar yang masih 'berjalan' di fasilitas baru peluncuran antariksa negara tersebut.
Fasilitas bernama Vostochny Cosmodrome itu dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan Negeri Beruang Merah pada landasan peluncuran Baikonur di Kazakhstan, di mana semua misi antariksa berawak dan banyak roket besar diluncurkan. Namun, pembangunan Vostochny dinilainya telah terganggu oleh praktik korupsi.
"Sudah dikatakan 100 kali: Bekerjalah secara transparan, sejumlah besar uang dialokasikan. Namun mereka masih mencuri ratusan juta," gertak Putin seraya jengkel pada pertemuan itu, mengutip VOA Indonesia, Jumat (15/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Juru bicara kepresidenan, Dmitry Peskov, kemudian mengatakan kepada para wartawan bahwa sekitar 11 miliar rubel (US$ 169 juta) telah digelapkan selama konstruksi Vostochny.Â
Sementara itu, Putin menegaskan pada April kemarin bahwa Moskow akan terus menyewa kompleks antariksa Baikonur di Kazakhstan.
Ia pun sudah sempat meninjau pembangunan sarana peluncuran Vostochny di Amur Oblast, yang dirancang untuk meringankan ketergantungan Rusia pada negara tetangganya ini --bekas bagian Uni Soviet.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tempat Legenda Yuri Gagarin
Para pejabat memperkirakan jumlah biaya proyek Vostochny mencapai US$ 10 miliar. Namun, Putin tetap mengatakan bahwa Rusia tidak akan meninggalkan pangkalan di Baikonur.
Dalam ketegangan terkait pembayaran uang sewa, seorang petinggi mengatakan: "Rusia kemungkinan akan menghentikan penyewaan sebagian sarana di Baikonur."
Baikonur dikenal karena menjadi lokasi peluncuran kosmonaut pertama Rusia, Yuri Gagarin, ke antariksa.
Advertisement