Liputan6.com, Jakarta - Tepat pada 17 November 1869, Terusan Suez menjadi bagian dari sejarah Mesir dan jalur kehidupan bagi ekonomi dunia. Hari ini, 150 tahun sudah tercatat sebagai gerbang utama jalur perdagangan dunia.
Kanal tersebut merupaka rute pengiriman buatan pendek yang menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah serta Asia dan Eropa.
Sejak didirikan hingga hari ini, Terusan Suez adalah gerbang utama bagi pergerakan perdagangan global dan tujuan pengiriman utama karena posisi geografisnya yang unik.
Advertisement
Dikutip dari Gulf News, Minggu (17/11/2019), jalur air itu adalah gagasan dan obsesi kekuatan-kekuatan Eropa yang mendominasi di abad ke-19 yang melihatnya sebagai jalan pintas besar-besaran untuk rute perdagangan menuju India dan Asia karena sebelumnya mereka harus berlayar mengelilingi Afrika.
Jalan pintas akan memberi mereka waktu dan uang yang berharga untuk ekspedisi armada perdagangan mereka.
Terusan Suez membentang dari kota Mesir Port Saeed di Laut Mediterania ke Pelabuhan Suez di Laut Merah.
Saat kanal tersebut dibangun, panjangnya 164 kilometer dan kedalamannya mencapai delapan meter.
Selang beberapa waktu, proyek pekerjaan itu diperluas, meningkatkan kedalamannya menjadi 24 meter.
Terusan Suez memiliki signifikansi yang luar biasa karena lokasinya yang strategis, menjadikannya pusat serta saksi perang regional yang memaksa penutupannya pada beberapa kesempatan.
Pada tahun 1956, Presiden Jamal Abdul Nasser saat itu menasionalisasi Terusan Suez, dalam tindakan yang menantang dan anti-imperial yang oleh media internasional dijuluki "Krisis Suez".
Ide Siapa?
Penjelajah Prancis, Napoleon Bonaparte datang dengan gagasan membangun Terusan Suez ketika memimpin ekspedisi Prancis ke Mesir pada 1789.
Dia berpikir bahwa kanal seperti itu akan memberikan Prancis keuntungan strategis dalam industri perdagangan dan pengiriman ke saingannya saat itu, Inggris.
Gagasan itu tidak membuahkan hasil karena kesalahan yang dilakukan oleh para surveyornya.
Pada tahun 1854, Ferdinand de Lesseps, asisten konsul Prancis saat itu di kota Mediterania Alexandria, Alexandria, meyakinkan penguasa Mesir Mohammad Saeed terkait proyek serupa dan mendapatkan persetujuannya.
Empat tahun kemudian, Perusahaan Universal Terusan Suez Maritim, yang dimiliki bersama oleh Prancis dan Mesir, didirikan untuk membangun saluran air yang diusulkan dan mengoperasikannya selama 99 tahun.
Advertisement
Berapa Lama Proses Pembuatannya?
Penggalian kanal dimulai pada 25 April 1859. Itu berarti proses pembangunan kanal tersebut adalah sepuluh tahun.
Sekitar satu juta orang Mesir yang sebagian besar merupakan petani, direkrut untuk melakukan pekerjaan itu dalam kondisi yang keras termasuk diberikan upah yang rendah.
Mereka harus menggali sekitar 74 juta meter kubik tanah di Bumi.
Sekitar 120.000 tenaga kerja meninggal dalam proses karena kekurangan makanan, kurangnya perawatan kesehatan serta perlakuan buruk.
Kanal itu akhirnya selesai pada tahun 1869 dengan biaya 433 juta franc atau sekitar Rp 6,3 triliun.