Sukses

Diduga Lindungi Pohon Ganja, Pria Ini Dituduh Jadi Dalang Karhutla Australia

Polisi menuduh pria itu menyalakan api, yang telah tumbuh di luar kendali dan membakar lebih dari 3.500 hektar, untuk melindungi tanaman ganja.

Liputan6.com, Ebor - Seorang pria berusia 51 tahun telah didakwa karena diduga menyalakan api yang mengancam rumah-rumah di New South Wales, Australia.

Polisi menuduh pria itu menyalakan api, yang telah tumbuh di luar kendali dan membakar lebih dari 3.500 hektar, untuk melindungi tanaman ganja di dekat Ebor, sebelah timur Armidale di Tablelands Utara pada Kamis 14 November 2019.

Pria itu ditangkap pada Jumat 15 November sore dan dibawa ke kantor polisi Armidale di mana ia didakwa dengan sengaja menyebabkan kebakaran dan kecerobohan untuk memungkinkan penyebarannya, demikian seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Minggu (17/11/2019).

Polisi mengatakan pria itu sedang berusaha untuk membakar kembali untuk melindungi tanaman ganja dan tidak melakukan upaya untuk mengendalikan api.

Sementara api mengancam rumah-rumah Ebor, petugas pemadam kebakaran Australia mengatakan kondisinya telah mereda dan mereka berupaya mengendalikan api yang masih di luar kendali.

Permohonan bebas bersyarat jelang persidangan pria itu ditolak dan ia dijadwalkan akan hadir di hadapan Pengadilan Lokal Armidale pada Sabtu 16 Oktober 2019 untuk pembacaan dakwaan.

Lebih dari 60 kebakaran masih membakar seluruh NSW, Australia setelah salah satu minggu paling merusak dalam sejarah negara bagian itu, dengan lebih dari 1 juta hektar lahan dan ratusan rumah hancur.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Korban Tewas Kebakaran Hutan Australia Jadi 4 Orang

Korban tewas dalam kebakaran hutan yang berkobar di seluruh negara bagian New South Wales (NSW) Australia meningkat menjadi empat orang pada Kamis (14/11/2019).

Jumlah tersebut diumumkan setelah temuan jasad pria di sebuah hutan yang hangus. Jenazah laki-laki itu ditemukan pada Rabu malam di dekat Kota Kempsey, timur laut NSW.

Penemuan itu bersamaan dengan pihak berwenang memberi peringatan pada Kamis mengenai memburuknya kondisi cuaca yang akan datang, seperti dilansir aljazeera.com.

Kebakaran tersebut setidaknya menghancurkan 2,5 juta hektar lahan pertanian dan semak-semak dalam seminggu terakhir. Api kebakaran dipicu kondisi kering serta angin kencang, usai kekeringan yang diperburuk perubahan iklim melanda selama tiga tahun.