Sukses

Persiapan Misi ke Mars pada 2020, NASA Utamakan Cari Mikrofosil Alien

Jika kehidupan pernah ada di Kawah Jezero, Mars, maka tanda-tanda itu mungkin bertahan sampai hafari ini.

Liputan6.com, California - Kawah Jezero, lubang selebar 28 mil (45 kilometer) di mana robot penjelajah (rover) Mars 2020 akan mulai mengeksplorasi pada Februari 2021, memiliki banyak cadangan mineral yang baik dalam melestarikan mikrofosil di Bumi, menurut dua studi baru NASA.

Salah satu mineral itu adalah silika terhidrasi. Setelah meneliti data yang dikumpulkan oleh Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM), yang diletakkan di atas Mars Reconnaissance Orbiter, tim peneliti NASA mengidentifikasi dua singkapan di Kawah Jezero, kata Jesse Tarnas dan rekannya melaporkan di jurnal Geophysical Research Letters.

"Kami tahu dari Bumi bahwa fase mineral ini luar biasa dalam melestarikan mikrofosil dan biosignature lainnya, sehingga membuat singkapan ini menjadi target yang menarik bagi rover untuk menjelajah," ujar Tarnas yang merupakan mahasiwa Ph.D. jurusan ilmu planet di Brown University, dikutip dari Live Science, Senin (18/11/2019).

Sama seperti Kawah Gale (lebar 154 km) yang dijelajahi Curiosity sejak Agustus 2012, Jezero rupanya menjadi 'tuan rumah' bagi sebuah danau pada masa lalu.

Sebuah citra orbital juga mengungkapkan sisa-sisa delta (tanah endapan berbentuk segitiga di muara sungai) besar di Jezero.

Delta di Planet Merah menjadi daerah yang baik untuk mencari tanda-tanda kehidupan, karena area ini memusatkan endapan dari seluruh sistem sungai. Kehadiran delta tersebut menjadi salah satu alasan NASA memilih Jezero sebagai situs pendaratan di Mars pada 2020.

"Salah satu singkapan silika terhidrasi ditemukan terletak di tepi delta Jezero di ketinggian rendah," ungkap Tarnas. 

"Bahan yang membentuk lapisan paling bawah dari delta kadang-kadang menjadi yang paling produktif dalam melestarikan biosignatures," tulis co-author Jack Mustard, seorang profesor ilmu bumi, lingkungan dan planet di Brown University.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 3 halaman

Mineral Karbonat

Dalam studi baru lainnya, yang dipublikasikan secara daring pada Senin, 11 November 2019 dalam jurnal Icarus, tim peneliti yang berbeda menggunakan data CRISM untuk mengidentifikasi kumpulan mineral karbonat di Kawah Jezero.

Di Bumi, organisme menggunakan karbonat --mineral yang mengandung ion karbonat (CO3)-- untuk membangun struktur kokoh yang dapat bertahan selama miliaran tahun dalam bentuk fosil. Kerang, misalnya, terbuat dari kalsium karbonat.

"CRISM mendeteksi karbonat yang mengendap sejak bertahun-tahun lalu, tetapi kami baru-baru ini memperhatikan betapa terkonsentrasinya CO3 di tepi bekas danau (di Mars)," kata penulis utama studi tersebut, Briony Horgan, asisten profesor ilmu keplanetan di Purdue University, Indiana.

"Kami akan mencari tahu endapan karbonat di banyak lokasi melalui misi Mars 2020, tetapi kumpulan mineral karbonat di Kawah Jazero akan menjadi salah satu tempat paling menarik untuk dikunjungi," tambah Horgan.

Akan tetapi, Horgan kembali menegaskan bahwa sejarah kemunculan karbonat di sana tidak jelas. Belum diketahui kapan unsur ini terbentuk.

3 dari 3 halaman

Ungkap Masa Lalu Mars

"Kimia karbonat di tepi danau kuno adalah resep fantastis untuk melestarikan catatan kehidupan dan iklim kuno," kata wakil ilmuwan proyek 2020 Mars, Ken Williford, dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.

"Kami ingin sekali menemukan bagaimana karbonat ini terbentuk," imbuhnya.

Karbonat sendiri bukanlah biosignature, jenisnya berbeda-beda dan kebanyakan tidak ada hubungannya dengan kehidupan.

Namun, mineral karbonat terbentuk melalui interaksi karbon dioksida dan air cair, sehingga mempelajari keberadaan dan kelimpahannya dapat membantu mengungkap transisi Mars pada masa lalu, dari dunia yang relatif hangat dan basah ke planet padang pasir dingin seperti sekarang ini.

Misi NASA ke Mars pada 2020 dijadwalkan untuk diluncurkan pada Juli dan tiba di permukaan Kawah Jezero pada 18 Februari 2021.

Penjelajah Mars lain yang mencari kehidupan, robot 'duet' Eropa-Rusia "Rosalind Franklin", akan mendarat di Planet Merah di lokasi lain.