Sukses

Pernah Lihat Hantu? Ini 3 Penjelasan Sains Soal Penampakan Makhluk Halus

Penampakan hantu ternyata bisa dijabarkan oleh sains.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut jajak pendapat yang digelar YouGov pada Oktober 2019, sebanyak 45 persen orang Amerika percaya hantu itu ada. Jumlah ini masih lebih sedikit dari mereka yang yakin pada Tuhan, yakni 56 persen, lapor Pew Research Center.

Lantas, bagaimana dengan negara lain? The Conversation, yang dikutip pada Senin (18/11/2019), mengulik sejumlah penjelasan yang masuk akal ketika orang-orang mengaku mereka melihat, mendengar, merasakan atau bahkan kerasukan hantu.

"Selama lebih dari 200 tahun, banyak orang, bahkan ilmuwan, mencari bukti wujud nyata hantu dan kehidupan setelah mati," tulis Sharon A. Hill, seorang peneliti paranormal dan penulis Scientifical Americans: The Culture of Amateur Paranormal Researchers.

"Ada jutaan halaman penelitian dan eksperimen sebelumnya yang merujuk pada ide-ide paranormal. Namun, bukti pasti belum pernah ditemukan."

Akan tetapi menurut Benjamin Radford, penulis Investigating Ghosts: The Scientific Search for Spirit, penjelasan logisnya berlimpah.

"Ada berbagai alasan mengapa orang melihat hantu atau, lebih tepatnya, mengalami apa yang mereka tafsirkan sebagai hantu," ujarnya. Beginilah 3 cara para ahli memecah semuanya, berdasarkan sains, seperti dikutip dari Yahoo News dan the Conversation, Senin (18/11/2019).

Simak video pilihan berikut:

2 dari 4 halaman

1. Kekuatan Konteks dan Kepercayaan

"Dua faktor psikologis paling kuat yang berkaitan dengan hantu adalah konteks dan kepercayaan," kata Christopher French, seorang profesor psikologi dan kepala Unit Penelitian Psikologi Anomalistik di University of London.

"Sederhananya, jika seseorang mengharapkan tempat itu berhantu, maka ia akan cenderung menganggapnya seperti itu, dan untuk seterusnya."

Terence Hines, seorang profesor psikologi di Pace University yang tertarik pada "mengapa orang percaya hal-hal yang tidak benar", mengamini perkataan French. Menurutnya, di zaman modern ini banyak pertunjukan televisi yang menayangkan pemburu makhluk halus dan masyarakat melihatnya.

"Saat dia berada di rumah yang disebut orang lain angker itu, dan tiba-tiba merasakan dingin atau panas atau ada sesuatu di rambut Anda atau desiran suara atau pintu berderit --tidak peduli apa itu-- ini semua lalu ditafsirkan sebagai bukti semacam peristiwa paranormal atau kehadiran hantu. Kata-kata sungguh bisa sangat memengaruhi psikologi seseorang," tegasnya.

3 dari 4 halaman

2. Medan Elektromagnetik dan Suara Menyeramkan

Penjelasan lain mengacu pada faktor lingkungan, seperti medan elektromagnetik dan infrasonik. Ahli saraf Kanada Michael Persinger menunjukkan bahwa penerapan berbagai medan elektromagnetik ke lobus temporal otak dapat menghasilkan pengalaman menghantui, seperti persepsi kehadiran, perasaan dekat dengan Tuhan atau sensasi disentuh.

"Dan telah dicatat bahwa daerah yang paling terkait dengan tempat berhantu, seperti Hampton Court, memang memiliki medan magnet yang tidak menentu," katanya.

Demikian pula infrasonik --frekuensi audio di bawah kisaran pendengaran normal manusia-- juga dianggap mampu menjelaskan fenomena tersebut. Beberapa penelitian mengaitkan sensasi infrasound dan peristiwa aneh.

Pengalaman yang lebih tidak biasa dilaporkan ketika infrasonik hadir, perasaan merinding, gugup, ngeri, emosi yang gelisah atau sedih, datang.

4 dari 4 halaman

3. Halusinasi Parah

Persepsi “supernatural” juga dapat muncul dari reaksi terhadap zat beracun, seperti karbon monoksida, formaldehida, dan pestisida.

Halusinasi parah, yang disebabkan oleh jamur beracun, dapat merangsang persepsi yang berkaitan dengan menghantui.

Shane Rogers dan timnya dari Clarkson University mengamati kesamaan antara pengalaman paranormal dan efek halusinogenik dari spora jamur.

"Ini mungkin menjelaskan mengapa penampakan hantu sering terjadi pada bangunan tua dengan ventilasi yang tidak memadai dan kualitas udara yang buruk," jelasnya.

Gagasan ini bukan hal baru dan para ahli sebelumnya telah melaporkan efek serupa yang terkait dengan buku-buku kuno. Tim tersebut mengklaim, paparan jamur beracun  dapat memicu gejala mental atau neurologis yang signifikan, yang menciptakan persepsi serupa dengan pengalaman dihantui.