Sukses

4 Ratu di Dunia Ini Terkenal Doyan Selingkuh, Kurang Kasih Sayang?

Ratu di dunia yang suka menjalin asmara dengan laki-laki lain, meski sudah menikah.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut pendapat banyak orang, seorang raja harus memiliki seorang pendamping hidup yang setia kepadanya. Wanita tersebut kelak menjadi ratu yang bisa saja ikut andil dalam membuat keputusan atau kebijakan dari sebuah kerajaan.

Seorang ratu pada zaman dahulu, konon, bahkan dituntut untuk menguasai seni rayuan dan memiliki pemikiran terbuka tentang seks, di samping sikap dewasa dan bijak.

Namun, karena besarnya tekanan, tuntutan, merasa kurang mendapat kepuasan batin sebagai seorang istri raja, banyak ratu berkhianat: selingkuh.

Atas nama cinta palsu untuk sang raja, mereka kerap mengambil 'jalan pintas' lain untuk mendapatkan perhatian atau kasih sayang lebih.

Berikut 4 ratu yang tidak pernah berhenti mencari belahan jiwanya dengan gigih, sembrono, gila, bahkan kadang-kadang keterlaluan, mengutip situs web Top Tenz, Selasa (19/11/2019):

2 dari 5 halaman

1. Ratu Victoria - Libido yang Tidak Terpuaskan

Victoria masih berusia 18 tahun ketika dia mewarisi takhta kerajaan Inggris. Tak lama setelah itu, dia menikahi Pangeran Albert.

Kehidupan rumah tangga mereka bahagia dan keduanya sangat aktif. Konon, hal tersebut dikarenakan ketidakseimbangan hormon antara pasangan ini.

Ratu memiliki hasrat selera seksual yang tak terpadamkan, sebanding dengan nymphomania. Dia tidak bisa mendapatkan kepuasan yang cukup dari suaminya.

Setelah kematian Albert pada 1861, Victoria selalu cemberut dan selalu mengenakan pakaian serba hitam selama sisa hidupnya.

Di saat itulah, muncul John Brown, warga Skotlandia yang pernah diasingkan selama bertahun-tahun selama pemerintahan era Ratu Victoria. Laki-laki ini kerap menemani Ratu untuk memancing dan berburu.

Persahabatan mereka terjalin selama 20 tahun. Akan tetapi, orang-orang sekitar mereka menilai bahwa relasi ini sudah lebih dari sekedar pertemanan.

Anggapan itu menguat setelah kematian Brown pada 1883. Victoria bermuram durja karena besarnya kesedihan yang dideritanya.

Pada 1887, seorang pemuda biasa berumur 24 tahun, Karim Abdul, tiba di istana untuk melayani di meja khusus Ratu. Kala itu, usia Victoria sudah 68 tahun, masih dalam suasana berkabung setelah ditinggal Albert dan John Brown.

Karim berbadan tegap, tinggi, berkulit gelap, dan tampan. Dalam waktu kurang dari satu tahun, ia menjadi orang paling dekat dengan sang ratu. Istana pun murka, karena ini melanggar aturan dan tabu.

Setelah kematian Ratu Victoria pada 1901, Raja Edward VII (buah hati Albert dan Victoria) punya semua bukti perselingkuhan ibunya yang dihancurkan, tak terkecuali buku harian Karim yang menjelaskan cinta besar terakhir Victoria.

3 dari 5 halaman

2. Marie dari Rumania - Ratu Semua Lelaki

Marie adalah seorang wanita yang tegas dan cantik, berambut cokelat dengan mata biru yang tajam, orang-orang pada zamannya memanggilnya "Ratu Semua Lelaki".

Putri Marie dari Edinburgh menikahi Ferdinand de Hohenzolern-Sigmaringen pada 1892, pewaris takhta Rumania. Kala itu, marie berumur 17 dan Ferdinand 10 tahun lebih tua darinya. Marie tidak pernah mencintai Ferdinand, sebaliknya, dia amat membenci sang suami.

Selama hidup, Marie melahirkan enam anak. Namun, tidak semua bayi ini berasal dari perkawinan dengan Ferdinan.

Orang-orang tidak bisa berhenti bergosip tentang perselingkuhannya dengan utusan Jerman, anggota Polandia, dan politisi Rumania.

Ferdinand sendiri sadar akan kecerobohannya, tetapi memilih untuk menutup mata sebab terlanjur cinta.

Anak perempuan kedua Marie, Marie "Mignon," merupakan buah dari hubungan gelap dengan seorang petugas keamanan kerajaan, Zizi Cantacuzino.

Namun, cinta sejati dalam hidup Marie adalah Pangeran Barbu Stirbei, seorang pria tampan dengan mata cokelat tua. Sementara itu, Ileana dan Mircea (anak bungsu), diduga merupakan hasil perselingkuhan ini, karena keduanya mirip sekali dengan Stirbei.

Anak laki-laki Marie, Charles II, mengasingkan Stirbei untuk mengakhiri perselingkuhan tersebut.

Dalam surat-surat yang dituliskan Marie selama pengasingan untuk Stirbei, dia mengaku putus asa, terus menangis dan patah hati. Sebagai balasan, Stirbei selalu menjawab surat-surat Marie dengan penuh gairah, dengan mencantumkan lima huruf: i l y m m (I love you, my Marie).

4 dari 5 halaman

3. Marie Antoinette - Si Nyonya Defisit

Konon, Marie Antoinette bukanlah pelacur yang digambarkan oleh sebagian besar kisahnya, karena ada seseorang yang amat spesial dalam hidupnya --selain suaminya.

Dia masih berusia 15 tahun ketika menikah dengan Louis XVI, Dauphin of France, yang lebih tertarik pada kegiatan berburu daripada istrinya yang jelita.

Selama tujuh tahun mengarungi bahtera rumah tangga, kehidupan pernikahan mereka tidak penuh gairah. Louis selalu memberi istrinya hadiah, termasuk Petit Trianon, sebuah rumah tiga lantai yang strategis dan tersembunyi di sudut Versailles yang jauh.

Namun, di sinilah letak kesalahan Louis. Ia tidak pernah tahu bahwa sang ratu kerap berpesta pora, foya-foya, dan menjalin hubungan asmara rahasia.

Marie bertemu dengan tentara Swedia, Hans Axel von Fersen di sebuah pesta di Paris, ketika Marie masih menjadi istri sah Louis --gelarnya Dauphine of France.

Hans adalah pria yang sopan dan tampan. Dia sering berkunjung ke Petit Trianon dan bahkan memiliki apartemen sendiri tepat di depan kediaman Marie.

Tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti apakah cinta mereka benar adanya, tetapi korespondensi rahasia kerajaan menulis: "Kasih sayang mereka amat besar antara satu sama lain."

Selama Revolusi Perancis, ketika Marie dan keluarganya dipenjara di Tuileries, Hans bahkan merencanakan untuk membebaskan Marie seorang dan melarikan diri berdua.

Dia menggadaikan rumah Marie dan meminjam sejumlah besar uang, tetapi itu semua gagal total.

5 dari 5 halaman

4. Marguerite of Valois - Harga Kebebasan

Dua kali menjadi ratu, pandai bermediasi, sandera yang berbahaya, dan musuh yang perlu dilenyapkan, Marguerite adalah seorang Katolik yang berada di pucuk pimpinan negara Huguenot, yang misinya adalah membawa perdamaian.

Anak perempaun ketujuh dari Henry II dan Catherine de 'Medici ini menjadi umpan dalam sebuah penyergapan kriminal yang mempertaruhkan nyawanya sendiri, St. Bartholomew's Day, yang dikorbankan oleh ibunya sendiri di altar kebijaksanaan politik.

Parasnya yang sangat menggoda dan menjadi kebanggaan keluarga, Marguerite tidak pernah patah arang untuk urusan hati. Dia membenci pernikahannya dengan Henry III of Navarre (Henry IV dari Prancis), dan mereka berdua memiliki kekasih.

Joseph Boniface de La Mole dikatakan sebagai pacar pertama Margo, meskipun sang ratu tidak berbicara tentang Joseph dalam memoarnya --mungkin untuk melindungi dirinya dari tuduhan keterlibatan dalam komplotan Joseph ketika melawan raja.

Kemudian, dia bertemu Louis de Bussy d'Amboise, yang dianggapnya berpenampilan oke. Namun, keduanya tidak memiliki hubungan spesial yang jauh.

Sampai pada 1580, ketika Margo berumur 27 tahun, dia jatuh cinta pada Jacques Harlay, Seigneur de Champvallon, "matahari yang tampan."

Setelah kepergok pihak istana, Margo pun diasingkan oleh suaminya sendiri dari Paris pada 1585. Dengan sikap yang tak menyesali perbuatannya, dia meninggalkan Henry II dan melakukan perjalanan dari kota ke kota bersama Harlay, sampai akhirnya ditangkap dan dipenjara di Kastil Usson, di mana ia menghabiskan 20 tahun hidupnya.