Sukses

Australia Konsisten Dukung Kedaulatan RI Lewat Film Indonesia Calling

Australia terus dukung kedaulatan Indonesia dengan pemutaran film Indonesia Calling yang bagian dari acara Australia Connect-Two Nations, a Friendship is Born pada Rabu (20/11/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Australia terus mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia melalui acara yang diselenggarakannya di Jakarta pada Rabu (20/11/2019). 

Acara tersebut merupakan rangkaian dari Two Nations-Australia Connect 2019 yang merupakan bagian dari perayaan hubungan diplomatik 70 tahun Indonesia-Australia.

Pada acara 'Two Nations, A Friendship is Born' tersebut dilakukan pemutaran film 'Indonesia Calling.' Serta, terdapat kuliah umum dari Director of Monash (University) Herb Feith Indonesian Engagement Centre, Profesor Ariel Heryanto. 

Pemutaran film yang berdurasi lebih kurang 22 menit tersebut menegaskan mengenai sikap konsistensi Australia dalam mendukung kedaulatan Indonesia.

Film tersebut bercerita mengenai kecenderungan Australia dalam mempertahankan kemerdekaan Australia, berdasarkan penuturan moderator dalam acara yang diselenggarakan di Auditorium Museum Nasional tersebut.

Film 'Indonesia Calling' disutradarai Joris Ivens. Film itu mencoba menuturkan reka ulang kejadian-kejadian yang berlangsung pada akhir tahun 1945 di sekitar Pelabuhan Sydney.

2 dari 5 halaman

Kuliah Umum Profesor Ariel Heryanto

Director of Monash (University) Herb Feith Indonesian Engagement Centre, Profesor Ariel Heryanto turut memberi kuliah sebagai bagian dari refleksi atas film yang diputarkan pada Rabu 20 November tersebut. Profesor tersebut memberikan poin penting yang merupakan pesan dari film mengenai kisah perjuangan Indonesia dengan dukungan Asutralia tersebut.

"Pesan penting dari film Indonesia Calling adalah pertama, kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa. Hal ini merupakan hal yang baru pada waktu itu, Indonesia menyatakan kemerdekaan," kata Ariel Heryanto. 

"Jadi, Anda harus membayangkan kembali ke masa itu. Perlu saya ingatkan, ketika Indonesia menyatakan diri merdeka, dunia tidak siap. Karena di dunia itu tidak ada sebelumnya bangsa terjajah yang berani a menyatakan (kemerdekaan) diri. Di dunia ini, Indonesia itu yang pertama," tambah Ariel.

Ariel juga turut mengutarakan  pesan kedua yang menjadi perhatiannya.

"Pesan kedua yang penting dari film ini menurut saya adalah, kemerdekaan sebuah bangsa itu adalah urusan semua bangsa. Jadi, Indonesia tidak hanya merdeka dengan berjuang sendiri," Ariel memungkasi.

3 dari 5 halaman

Sambutan Dubes Australia untuk Indonesia

Sementara itu, sebagai penutupan dari acara, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan juga turut memberi sambutan atas acara pemutaran film yang dilakukan.

"Pertama, saya ingin berterima kasih Pak Ariel dan semua pihak yang terlibat pada pagi ini. Saya berterima kasih untuk siapa saja yang menunjukkan ketertarikan pada acara pagi ini," kata Dubes Australia untuk Indonesia itu.

Dubes Australia itu juga turut menekankan mengenai urgensi dari pemeliharaan hubungan antara Indonesia-Australia, sebagai esensi dan intensi dari pemutaran film yang dilakukan.

"Ini jelas penting bagi kita semua, untuk negara kita, untuk masyarakat kita untuk bicara mengenai apa yang terjadi dengan negara kita. (Hal itu) untuk memperoleh percakapan publik mengenai perubahan, tantangan juga mengenai sejarah yang mana pengertian menjadi bagian penting (dalam hal itu)," tambah Dubes Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan.

4 dari 5 halaman

Australia Connect

Sebelumnya, Kedutaan Australia di Jakarta akan meluncurkan program kampanye 'Australia Connect', sebagai bagian dari rangkaian perayaan 70 tahun hubungan diplomatiknya dengan Indonesia, yang jatuh pada 27 Desember mendatang. 

Duta Besar Australia, Gary Quinlan, mengatakan bahwa kampanye tersebut berisi rangkaian program acara yang memamerkan sektor-sektor kreatif Australia melalui musik, film, makanan dan seni.

Australia Connect akan memperdalam ikatan budaya antara Australia dan Indonesia, menyoroti pesat melalui musik, film, makanan, seni, sejarah dan budaya Penduduk Asli Australia yang kaya, serta multikulturalisme dan keanekaragaman Australia.

"Kami berharap melalui kampanye ini, akan ada lebih banyak masyarakat Indonesia yang dapat terhubung dengan budaya dan talenta kreatif Australia," kata Dubes Quinlan pada acara peluncuran yang diadakan di Museum Nasional, Jakarta, Rabu 13 November 2019.

"Australia Connect akan meliputi pertunjukan oleh Dan Sultan, penyanyi dan penulis lagu yang merupakan Penduduk Asli Australia; acara tahunan kami Festival Sinema Australia Indonesia dan festival kuliner Taste of Australia; serta juga berbagai acara lainnya."

5 dari 5 halaman

Two Nations: a Friendship is Born

Australia Connect diluncurkan pada pembukaan pameran baru di museum nasional: Two Nations: a Friendship is Born, yang dikurasi oleh Australian National Maritime Museum.

Pameran ini menceritakan dukungan Australia untuk kemerdekaan Indonesia.

"27 Desember 2019 adalah peringatan ke - 70 hubungan diplomatiik antara Australia dan Indonesia, tetapi dukungan kami untuk pembentukan Republik Indonesia datang sebelum pengakuan resmi atas kedaulatan Indonesia," kata Dubes Quinlan. 

Menyusul deklarasi kemerdekaan Indonesia, Australia mewakili Indonesia melobi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yang baru dibentuk, dan kemudian dipilih oleh Indonesia untuk mewakili dalam negosiasi PBB yang pada akhirnya mengarah pada kemerdekaan.

Terdapat juga dukungan kuat dari masyarakat di Australia untuk kemerdekaan Indonesia.

"Hari ini, bagian dari sejarah kita bersama ini sayangnya tidak banyak diketahui di Australia atau Indonesia. Saya berharap melalui pameran ini kita dapat diingatkan akan permulaan yang penuh inspirasi tentang hubungan kita sebagai tetangga yang masa depannya sangat terikat satu sama lain," kata Dubes Quinlan.

Pameran Two Nation: a Friendship is Born terbuka untuk umum di Museum Nasional Indonesia hingga 14 Desember. Pameran ini juga akan diadakan di Surabaya, Makassar, dan Denpasar.

 

Reporter: Hugo Dimas