Sukses

Terkuak, Backpacker Wanita Tewas Saat Bercinta Miliki Ketertarikan BDSM

Backpacker wanita asal Inggris yang meninggal saat bercinta di Selandia Baru ternyata cenderung memiliki BDSM.

Liputan6.com, Jakarta - Fakta baru kembali terkuak dalam pengadilan kasus tewasnya seorang backpacker wanita asal Inggris saat sedang bercinta dalam perjalanannya ke Selandia Baru. 

Grace Millane, seorang lulusan dari University of Lincoln, Essex yang masih berusia 21 tahun meninggal pada 1 Desember 2018 di sebuah ruangan hotel di Auckland, Selandia Baru. 

Seorang pria usia 27 tahun yang tidak bisa disebutkan namanya telah ditangkap dan diadili dalam kasus ini. Namun, ia membantah tuduhan pembunuhan yang dijatuhkan padanya.

Dikutip dari BBC, Kamis (21/11/2019), pria tersebut mengatakan pembelaannya kepada Pengadilan Tinggi Auckland bahwa Millane meninggal secara tiba-tiba karena tercekik secara tidak sengaja ketika melakukan hubungan seksual. 

Informasi baru kembali didapatkan dari keterangan polisi, di mana mereka berbicara dengan seorang pria yang pernah melakukan kontak dengan Millane melalui sebuah website kencan BDSM bernama Whiplr pada musim panas 2018 lalu. 

Pria tersebut mengatakan kepada juri di Pengadilan Tinggi Auckland pada Rabu 20 November bahwa ketertarikan Grace Millane pada BDSM (bondage, domination and sadomasochism) telah berada di tahap 'eksploratif', di mana ia secara sadar dan lugu untuk menggunakan nama asli lengkapnya dalam akun tersebut. Demikian dikutip dari Independent, Kamis (21/11/2019).

"Saya rasa Grace 'naif dan penuh kepercayaan' terkait BDSM," ujar pria tersebut.  

"Pengguna bisa berupa orang yang tidak diinginkan secara online, namun Grace memiliki kenaifan," tambahnya. 

Pria tersebut juga mengatakan, Millane memberitahunya tentang ketertarikannya terhadap bondage, stimulasi saraf listrik dan permainan napas menggunakan masker gas.

Profil Whiplr milik Millane menggambarkan minatnya terhadap "memberikan kontrol penuh, suara, aksesori, pengekangan, kontrol, dan pijat," tambahnya.

Sidang tersebut turut menghadirkan pakar budaya seksual dan pornografi Inggris, Profesor Clarissa Smith, dari University of Sunderland.

Berbicara melalui tautan video, Profesor Smith mengatakan, sesak nafas erotis dapat membuat "jantung berdebar", "kesemutan kulit" dan memiliki "elemen perasaan tidak berdaya dan menawarkan rasa kepala yang ringan dan kegembiraan," Sky melaporkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Saksi dari 'Pria Lain' Lagi

Pengadilan juga mendapat informasi tentang bagaimana seorang lelaki lain lagi bertemu Millane pada 30 November dan kemudian berhubungan seks setelah menonton film di rumahnya.

Pria itu mengatakan kepada pengadilan bahwa dia mungkin telah meletakkan tangannya di lehernya saat berhubungan seks tanpa dia meminta, tetapi dia tidak dapat mengingat dan bahwa dia "biasanya" melakukannya "karena gadis-gadis biasanya menikmatinya".

Rekaman keamanan yang diputar sebelumnya dalam persidangan menunjukkan Millane dan terdakwa minum di sejumlah bar dan berciuman berulang kali.

Mereka kemudian terlihat berjalan bergandengan tangan mengarah tidak jauh ke lobi hotel CityHigh, tempat terdakwa menginap.

Millane ditunjukkan mengikuti terdakwa keluar dari lift pada jam 21.41 malam. 

Terdakwa telah mengakui meletakkan tubuhnya di dalam koper dan menguburnya di Waitakere Ranges, daerah hutan pegunungan di luar area Auckland.

Pembela sekarang telah menutup kasusnya, dengan terdakwa memutuskan untuk tidak memberikan bukti.

Juri telah mendengar semua bukti, dan penuntutan dan pembelaan akan memberikan argumen penutupan pada Kamis 21 November. Hingga saat ini, persidangan akan masih terus berlanjut.