Sukses

Kemlu, Kemristek Dorong Pemberdayaan Startup untuk Genjot Ekonomi Indonesia

Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi pemerintah dalam memberdayakan startup 'made in Indonesia'.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan rintisan berbasis teknologi --lumrah dikenal sebagai startup-- asal Indonesia diakui oleh pemerintah memegang peran vital untuk meningkatkan perekonomian Tanah Air, khususnya dalam atmosfer revolusi industri 4.0.

Oleh karenanya, Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi pemerintah dalam memberdayakan startup 'made in Indonesia', serta merangsang kemunculan enterpreneur penggagas perusahaan rintisan baru yang sustainable dan profitable ke depannya.

"Para pelaku startup dalam konteks ekosistem ekonomi Indonesia adalah tumpuan penting bagi perekonomian bangsa ke depannya," kata Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar saat membuka forum 'Kemlu for Startup: Menarik Investasi Modal Ventura Lokal dan Internasional' di Jakarta, Senin (25/11/2019).

"Dan Kemlu RI memandang hal itu sebagai salah satu pilar utama tugas kami dalam konteks diplomasi ekonomi," lanjut Mahendra yang secara khusus ditugaskan oleh Presiden RI Joko Widodo untuk menggenjot diplomasi ekonomi Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Riset dan Teknologi RI / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasioal (BRIN), Bambang Brodjonegoro menyambut baik inisiatif Kemlu RI, menjelaskan bahwa kementerian yang menjadi ujung tombak foreign policy Indonesia itu memiliki tanggung jawab besar untuk membuat para ventura asing berinvestasi pada startup dan para enterpreneur lokal.

Menristek Bambang mengambil contoh kasus pada Swedia, yang duduk di peringkat atas dalam daftar negara dengan ekonomi digital termaju di Uni Eropa.

"Contoh bagaimana pemerintah Swedia ikut berkontribusi dalam memajukan industri ekonomi digital yang lahir di negaranya. Teknologi Bluetooth hingga platform layanan musik digital Spotify, semua lahir di Swedia," kata Bambang.

"Meski lahir di Swedia, perusahaan ekonomi digital itu menarik investasi dari negara-negara Eropa sekitar dan Amerika," kata Bambang yang menekankan agar Indonesia bisa mencontoh best practices dari model negara Skandinavia tersebut.

Soal enterpreneur dan startup Indonesia, Bambang mendorong agar mereka terus melakukan inovasi guna "memenuhi ekspektasi visi Indonesia 2045 (sebagai negara ekonomi terbesar dunia) ... yang salah satu syaratnya adalah memiliki banyak entrepreneur berkualitas."

Bambang menjelaskan, kunci dari kesuksesan dalam berinovasi di Swedia merupakan bukti efektivitas penerapan konsep triple helix of innovation: sebuah kerangka pelibatan akademisi, industri, dan pemerintah dalam upaya mensejahterakan ekonomi dan sosial.

"Di sini Kemristek punya peran dalam mencetak enterpreneur Indonesia masa depan, tentunya dibantu oleh para pelaku industri itu sendiri, termasuk para pemodal dan enterpreneur," kata Bambang yang mengatakan bahwa lembaganya telah memiliki Direktorat Perusahaan Pemula Bebasis Teknologi untuk menyokong inovasi mereka.

Forum 'Kemlu for Startup: Menarik Investasi Modal Ventura Lokal dan Internasional' diharapkan akan merangkul lebih banyak lagi generasi muda dengan inovasinya yang dapat meningkatkan daya saing industri digital Indonesia.

Kegiatan itu memberikan kesempatan kepada 82 startup Indonesia dari total 361 untuk melakukan pertemuan dengan tujuh pemodal ventura dalam negeri dan internasional terkemuka yang bisa menjadi calon investor mereka.

Hadir pula wakil dari berbagai instansi pemerintah, Duta Besar dan diplomat asing di Jakarta.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Manfaat Ventura Asing pada Startup Indonesia

Wamenlu RI Mahendra Siregar mengatakan bahwa masuknya ventura asing sebagai pemodal pada startup Indonesia memberikan dukungan yang baik, "tak hanya dari segi finansial, namun juga membantu menginternasionalisasikan startup Indonesia dan membuka akses ke pasar internasional."

Mahendra juga optimis dengan potensi startup Indonesia dan kondisi domestik di Tanah Air yang justru bisa meningkatkan gairah pertumbuhan perusahaan rintisan baru dan masuknya ventura asing yang lukratif.

"Iklim demokrasi Indonesia, bonus demografi, dan karakter penduduknya merupakan nilai-nilai unggulan di negara kita yang berpotensi menarik banyak ventura asing untuk berinvestasi pada startup yang lahir di sini," jelas mantan duta besar RI untuk Amerika Serikat itu.

Indonesia saat ini memiliki 1.307 startup, meliputi 558 yang baru lahir dan 749 yang telah launching, dengan total pemasukan senilai puluhan hingga ratusan miliar rupiah --menurut data Kemristek/BRIN pada 2019.