Liputan6.com, Mexico City - Bertepatan dengan International Day for the Elimination of Violence Against Women yang jatuh pada 25 November, demonstran menghancurkan jendela, menyemprotkan monumen-monumen dan bentrok dengan polisi anti huru hara pada Senin 25Â November di jalan utama Kota Meksiko. Aksi tersebut dilakukan lantaran memprotes kegagalan pemerintah Meksiko menghentikan lingkaran kekerasan terhadap perempuan.
Ribuan wanita turun ke jalan-jalan di ibukota untuk bergabung dalam aksi protes yang menandai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, yang terbaru dari serangkaian pawai besar dan gaduh terkait melonjaknya tingkat pembunuhan dan pemerkosaan di Meksiko. Demikian dikutip dari Strait Times, Selasa (26/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Para demonstran bertopeng menggunakan palu untuk menghancurkan panel kaca dari halte bus dan papan iklan, menghancurkan barikade, menyalakan api unggun dan menulis pesan seperti "Berapa banyak lagi yang perlu mati?" di monumen-monumen yang berada di Paseo de la Reforma, jalan paling terkenal di kota Meksiko.
Beberapa pria juga ikut serta dalam aksi tersebut.
Ratusan polisi anti huru hara yang kebanyakan merupakan wanita, mengingat bahwa penyelenggara protes telah memperingatkan setiap pria akan menghadapi serangan - merespons dengan menembakkan semprotan merica.
Gerakan itu dijuluki "Revolusi Gemerlap", setelah pengunjuk rasa menyiram menteri keamanan Kota Meksiko dengan kilau merah muda pada suatu demonstrasi yang telah berlalu.Â
Kerusuhan terbaru terjadi terlepas dari kenyataan bahwa Walikota Claudia Sheinbaum, sekutu Presiden sayap kiri Andres Manuel Lopez Obrador, baru-baru ini menyatakan "peringatan kekerasan gender" di ibukota, membuka jalan untuk lebih banyak pendanaan dan keamanan dan tindakan darurat lainnya.
Sembilan belas dari 32 negara bagian Meksiko sekarang telah mengumumkan peringatan tersebut sejak 2007.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Meksiko Miliki Tingkat Kekerasan Wanita yang Tinggi
Seorang pengunjuk rasa dari negara tetangga, Meksiko, salah satu yang paling mematikan di negara itu untuk wanita, mengatakan dia ragu tindakan itu akan mengubah apa pun.
"Di negara bagian Meksiko, kami memiliki peringatan kekerasan gender selama empat tahun berturut-turut, dan itu tidak berpengaruh apa-apa. Mereka terus membunuh wanita," kata Valeria Arevalo, 18.
"Ini hanya teknik untuk menenangkan kami," katanya kepada AFP.
Yang satu, Benjamin Vargas, membawa foto putrinya yang berusia 22 tahun, Sol, yang dibunuh tahun lalu bersama istrinya.
Pembunuh - yang diduga pengagum Sol yang ditolak - kemudian membakar kedua tubuh anggota keluarga tercintanya.
"Ini langkah maju," kata Vargas tentang peringatan kekerasan gender.
"Tapi mereka perlu berbuat lebih banyak ... Situasi untuk wanita semakin buruk setiap hari. Itu tidak berhenti," tambahnya, suaranya pecah.
Menurut Amnesti International, Meksiko adalah negara yang paling banyak mengalami kasus pembunuhan wanita daripada negara mana pun di Amerika Latin.
Lebih dari sembilan wanita dibunuh di Meksiko setiap harinya.Â
Dua dari tiga wanita Meksiko mengatakan mereka telah menjadi korban kekerasan dalam berbagai bentuk, menurut lembaga statistik nasional.
Advertisement