Sukses

Skandal Pembunuhan Jurnalis Picu Mundurnya Sejumlah Pejabat Kabinet Malta

Pembunuhan jurnalis investigasi Malta Daphne Caruana Galizia memicu gelombang pengunduran diri pejabat kabinet PM Joseph Muscat. Pemerintah terlibat?

Liputan6.com, Valletta - Dua tahun setelah pembunuhan jurnalis Malta Daphne Caruana Galizia, gelombang pengunduran diri sejumlah pejabat kabinet Perdana Menteri Joseph Muscat tengah melanda lingkaran pemerintahan Malta.

Kepala asisten PM, Keith Schembri dan Menteri Pariwisata Konrad Mizzi mengundurkan diri di tengah laporan bahwa mereka sedang diperiksa oleh polisi terkait kasus pembunuhan tersebut, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (27/11/2019).

Menteri Ekonomi, Chris Cardona, juga mengambil keputusan untuk menangguhkan dirinya, meski mengaku bahwa polisi baru hanya "mengklarifikasikan" informasi seputar kasus serupa kepadanya.

Ketiga pria, yang menyingkir dari pemerintahan PM Muscat pada Selasa 26 November kemarin, semuanya menyangkal melakukan kesalahan atau terlibat dalam pembunuhan jurnalis Galizia.

Di bawah tekanan yang meningkat, perdana menteri mengatakan dia tidak akan berspekulasi tentang semua itu, meski ketika kepala asistennya tengah diperiksa polisi.

Sementara itu, komunitas bisnis Malta mengatakan penyelidikan yang berlangsung mengungkapkan tingkat kerusakan yang ditimbulkan pada negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Kamar Dagang Malta mengatakan bahwa "telah jelas sejauh mana aktivitas kriminal sudah menyusup ke lingkaran kekuasaan (Malta), dan beroperasi tanpa gangguan selama bertahun-tahun."

Publik Malta geram dengan selimut skandal di jajaran kabinet PM Muscat, BBC melaporkan, menambahkan bahwa kekecewaan yang meluas secara nasional justru dipicu oleh popularitas sang kepala pemerintahan selama dua pemilu berturut-turut.

Di sisi lain, pemimpin partai Nasionalis Malta yang konservatif dan beroposisi, menyerukan wacana untuk "mengkaji kembali masa depan Muscat" sebagai perdana menteri.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Latar Belakang Kasus

Investigasi atas pembunuhan jurnalis Malta, Caruana Galizia dalam pemboman mobil semakin intensif, terutama ketika seorang perantara kasus yang dicurigai sebagai salah satu tersangka justru diberikan pengampunan hukum.

Perdana menteri mengatakan kepada parlemen bahwa tersangka, Melvin Theuma, diberi kekebalan sebagai imbalan atas informasi tentang pembunuhan itu. Laporan media Malta, Maltese, menyebut bahwa Theuma memiliki rekaman audio yang dikaitkan dengan kasus tersebut.

Pekan lalu, pengusaha terkemuka Yorgen Fenech ditangkap dalam penggerebekan dramatis di kapal pesiarnya. Dia juga dilaporkan meminta grasi untuk mendapat informasi. Fenech menerima perawatan di rumah sakit setelah penangkapannya dan telah diberi jaminan polisi.

Caruana Galizia, seorang jurnalis investigasi, terbunuh pada 16 Oktober 2017 setelah menulis blog tentang korupsi di Malta.

Dia menuduh bahwa sebuah perusahaan bernama 17 Black, yang dimiliki oleh Yorgen Fenech, memiliki hubungan korup dengan politikus top dan di blog terakhirnya, dia menulis tentang kepala asisten PM, Keith Schembri, yang turut masuk dalam lingkaran tersebut.

Investigasi Galizia berhasil mengungkap bahwa Schembri turut disebut dalam kebocoran data besar-besaran 2016 yang dikenal sebagai Panama Papers.

Galizia menuduh bahwa Schembri dan Menteri Pariwisata Malta Konrad Mizzi telah mendapat 'keuntungan; dari "perusahaan cangkang" rahasia.

Sementara itu, meski Menteri Ekonomi Malta Chris Cardona tidak dikaitkan dengan kebocoran, dia baru-baru ini didekati oleh polisi untuk "klarifikasi lebih lanjut". Sebagai respons, Cardona mengatakan akan mundur sebagai menteri ekonomi demi menjaga marwah negara.

Sampai saat ini, polisi masih terus menyelidiki dengan harapan menemukan siapa yang memerintahkan pembunuhan sang jurnalis.