Liputan6.com, Siberia - Para ilmuwan terkejut dengan penemuan bangkai anak anjing prasejarah di timur Rusia. Di sisi lain, mereka belum bisa memutuskan apakah bangkai itu benar-benar anak anjing atau serigala.
Para ilmuwan Rusia menemukan anjing itu terkubur dalam endapan es di dekat Yakutsk, di ujung timur Siberia wilayah Rusia, sebuah wilayah yang terkenal karena signifikansi paleontologisnya yang kaya.
Advertisement
Baca Juga
Bangkai itu kemudian dikirim ke Unit Akselerator Radiokarbon Universitas Oxford untuk penanggalan, yang mengungkap bahwa ia setidaknya berusia 18.000 tahun, demikian seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (28/11/2019).
Makhluk itu hidup selama periode Pleistosen Bumi - biasanya disebut sebagai Zaman Es terakhir.
Meskipun sudah lewat hampir 20.000 tahun sejak anjing itu mati, tubuhnya dalam kondisi luar biasa, dengan bulu, gigi, dan hidungnya hampir terpelihara dengan sempurna --berkat suhu dingin Siberia Rusia.
Analisis genom lebih lanjut mengonfirmasi bahwa itu anjing jantan, dan sejak ditemukan dinamai Dogor, yang merupakan bahasa Yakutsk berarti teman.
Antara Serigala dan Anjing
We now have some news on the 18,000 year old #wolf or #dog puppy.Genome analyses shows it's a male. So we asked our Russian colleagues to name it...Thus, the name of the puppy is Dogor!Dogor is a Yakutian word for "friend", which seems very suitable. pic.twitter.com/epIz8mEpVW
— Centre for Palaeogenetics (@CpgSthlm) November 25, 2019
Penemuan anak anjing itu menimbulkan beberapa ambiguitas bagi para peneliti Swedia dan Rusia yang bertugas menganalisis bangkainya.
Temuan mereka, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Royal Society Inggris, dimasukkan dalam sebuah artikel yang melihat dampak perubahan iklim dan aktivitas manusia terhadap rubah Arktik.
David Stanton, salah satu penulis artikel dan peneliti di Pusat Palaeogenetika Swedia, mengatakan bahwa biasanya "relatif mudah untuk mengetahui perbedaan" antara bangkai serigala dan anjing.
Dalam kasus Dogor, masalahnya sedikit lebih rumit, karena Stanton mengatakan asal usul spesimen itu dikaitkan kembali ke masa ketika beberapa populasi serigala, diperkirakan, sedang dipelihara layaknya anjing.
Pada saat yang sama, menurut para peneliti, akhir masa Pleistosen - sekitar 11.700 tahun yang lalu - adalah "adalah periode perubahan dramatis dalam ketersediaan habitat", yang menghasilkan "perusakan habitat, persaingan dari spesies invasif, dan perubahan iklim" .
"Kami sudah memiliki banyak data dari hal itu, dan dengan jumlah datanya, Anda berharap untuk mengetahui apakah ia anjing atau serigala," kata Stanton.
"Faktanya kami tak mungkin menyebut bahwa ia berasal dari populasi yang merupakan nenek moyang bagi keduanya -yakni anjing dan serigala."
Advertisement
Menelusur Domestikasi Pertama yang Dilakukan Manusia
@Nibbledtodeath is working on this specimen together with @pontus_skoglund. It's 18 kyrs old!So far, we have sequenced it's genome to 2X coverage. But we still can't say if it's a #wolf or a #dog. Maybe it's the common ancestor?More sequencing needed!(Photo: S Fedorov) pic.twitter.com/3zhbVEudig
— Centre for Palaeogenetics (@CpgSthlm) November 18, 2019
Saat ini, masih belum jelas kapan tepatnya anjing mulai dijadikan hewan peliharaan. Satu studi dari tahun 2017 menunjukkan bahwa proses domestikasi (membuat anjing menjadi hewan peliharaan dan hidup bersama manusia) terjadi antara 20.000 dan 40.000 tahun yang lalu, berawal dari populasi serigala Eropa yang berbeda.
Namun, ada penelitian lain yang menyatakan bahwa domestikasi terjadi di berbagai tempat sekaligus.
Salah satu spesimen mirip anjing tertua juga berasal dari Rusia, dengan penemuan tengkorak kuno pada tahun 2011 yang berasal dari masa sekitar 33.000 tahun lalu.
Namun, pada saat itu anjing mungkin bukan jenis yang ramah manusia seperti yang dikenal saat ini.
Dogor ditakdirkan untuk menjalani lebih banyak tes, dan tergantung pada apa yang peneliti temukan dia bisa menjadi salah satu temuan paling penting dalam beberapa tahun terakhir.