Sukses

Jarang Terjadi, Malaysia Batal Eksekusi Mati WN Australia Kasus Narkoba

Seorang perempuan asal Australia Maria Exposto telah dibebaskan dari tahanan setelah hukuman matinya dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Malaysia.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Dalam keputusan hukum yang jarang terjdi, seorang perempuan asal Australia Maria Exposto telah dibebaskan dari tahanan setelah hukuman matinya dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Malaysia.

Exposto sebelumnya sudah dinyatakan bersalah karena membawa bahan narkoba jenis shabu-shabu dan dijatuhi hukuman mati oleh Malaysia yang memang memiliki aturan keras berkenaan dengan narkoba.

Namun Exposto kemudian mengajukan banding dengan alasan bahwa dia menjadi korban asmara online, dan kemudian dimanfaatkan oleh jaringan penyeludup narkoba internasional.

Maria Exposto sekarang boleh menghirup udara kebebasan dan diperkirakan akan kembali ke Sydney dimana dia sebelumnya berasal pekan ini juga.

Exposto dan para pendukungnya menarik napas lega ketika pembebasannya diumumkan hari Selasa (26/11/2019) di Kuala Lumpur, demikian seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (29/11/2019).

Dia ditangkap di bandara Kuala Lumpur di tahun 2014 membawa satu kg shabu-shabu.

Sebelumnya, Exposto yang berusia 55 tahun tersebut mengakui bahwa dia sudah menjadi korban asmara online dan mengatakan dia bertunangan dengan Kapten Daniel Smith, seorang perwira Amerika Serikat yang ditempatkan di Afghanistan.

Bukti email yang ditunjukkan Exposto memperlihatkan bahwa dia dibujuk untuk pergi ke Shanghai (China) di tahun 2014 untuk menandatangani surat pensiunan Kapten tersebut sehingga mereka bisa menikah.

Dia bersaksi bahwa di Cina, seorang pria yang mengaku sebagai teman tentara Kapten Smith menyerahkan kertas-kertas itu dan meyakinkannya untuk membawa sekantong hadiah Natal kembali ke Australia.

Nenek Australia, Maria Elvira Pinto Exposto setelah persidangan kasus narkoba di Pengadilan Federal di Putrajaya, Kuala Lumpur, Selasa (26/11/2019). Maria lolos dari hukuman mati terkait kasus narkoba di Malaysia usai permohonan banding terakhirnya dikabulkan dan akan dibebaskan. (Mohd RASFAN/AFP)

Selama transitnya di Bandara Kuala Lumpur, ia salah jalan karena mengikuti penumpang lain ke pintu keluar dan kemudian barang bawaannya diperiksa oleh petugas bea cukai.

Mereka menemukan obat-obatan dijahit ke dalam barang bawaannya dan dia ditahan.

Di pengadilan tingkat pertama Exposto dinyatakan tidak bersalah namun jaksa penuntut kemudian mengajukan banding dan menang.

Pengacaranya, Muhammad Shafee Abdullah, mengatakan hakim yang menghukumnya gagal mengenali kliennya adalah korban penipuan.

"Para hakim adalah kelompok yang sangat konservatif. Mereka tidak akan dengan mudah mengenali apa yang ada di dunia internet, apa yang sebenarnya merupakan penipuan internet," katanya.

Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa perilaku Maria Exposto di Bandara Kuala Lumpur adalah naif, dan ketika petugas bea cukai mengatakan dia memiliki Ice (istilah lain untuk bahan narkoba tersebut di tasnya, dia menjawab bahwa es itu akan meleleh.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyambut berita itu, berterima kasih kepada petugas konsuler departemen dan tim hukum Exposto yang menangani kasusnya.

"Petugas konsuler Australia telah memberikan bantuan kepada Ms Pinto Exposto sejak dia ditangkap pada 7 Desember 2014," kata Menlu Payne.

2 dari 2 halaman

Mengaku Terjerat Sindikat

Maria yang sebelumnyaq pernah bekerja sebagai staf yang menangani anti perdagangan manusia itu mengatakan kepada program Four Corners ABC bahwa dia sebelumnya berkomunikasi secara teratur dengan seorang pria yang dia yakini sebagai Kapten Smith.

Mereka berbicara melalui telepon dan email selama lebih dari satu tahun antara 2013 dan 2014.

"Aku benar-benar jatuh cinta pada Daniel. Setiap hari dia akan menyanyikan lagu cinta untukku lima kali sehari. Dia membuatku jatuh cinta padanya," katanya.

Pada kenyataannya, sindikat kejahatan narkoba global mengirimkan foto dan video curiannya dari seorang pensiunan perwira angkatan laut Inggris.

Ketika dia pergi ke Shanghai dan bertemu dengan pria yang mengaku sebagai rekan Kapten Smith, Exposto mengatakan kepada pengadilan bahwa dia awalnya enggan membawa tas yang dia berikan padanya.

Tetapi dia mengatakan pria itu mengosongkan tas dan menunjukkan kepadanya bahwa tidak ada apa-apa selain pakaian di dalamnya.