Liputan6.com, Helsinki - Tim peneliti dari Finlandia menguak suara bumi ketika terjadi badai matahari (solar storm). Suara ini diambil dari aktivitas yang terjadi di lapisan magnetosfer.
Dilansir dari Science Alert, suara di magnetosfer muncul dalam bentuk gelombang magnetoakustik yang terjadi ketika lapisan tersebut melindungi planet dari angin matahari. Semakin kuat anginnya, maka makin kencang suara di magnetosfer.
Advertisement
Baca Juga
Suara di luar angkasa itu sebetulnya tak bisa terdengar telinga, karena suara tak bisa merambat di tempat hampa udara (vacuum). Namun ilmuan dapat melakukan konversi "bunyi" magentoakustis itu menjadi suara yang bisa didengar manusia.
Ketika itu dilakukan, maka terdengar bunyi seperti suara angin dan kicauan. Suara pun bisa semakin dramatis ketika ada badai matahari yang terjadi.
Berikut suaranya ketika magnetosfer sedang tenang dan mengalami badai matahari:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Suara Badai Matahari
Suara tersebut ditangkap oleh empat pesawat luar angkasa yang mengorbit di bumi, yakni Cluster. Pesawat itu milik Badan Luar Angkasa Eropa.
Cluster mereka enam badai matahari yang terjadi di daerah foreshock, yaitu sebuah wilayah terluar di mana angin matahari menghantam magnetosfer.
Ketika cuaca sedang tenang, magnetosfer menghasilkan gelombang berfrekuensi rendah dan didominasi oleh sebuah frekuensi tunggal. Sementara, ketika badai matahari terjadi, frekuensinya menjadi lebih tinggi dan ada sejumlah gelombang frekuensi tinggi yang terdengar.
Dalam kasus lain, gelombang itu juga bisa menyebabkan aliran jet cepat di magnetosheath (masih wilayah magnetosfer) yang bisa memicu gangguan geomagnetfik, akibatnya alat komunikasi, navigasi, dan sistem kelistrikan bisa terganggu.
Badai matahari pun punya sebuah sisi positif, yakni bisa memunculkan aurora ketika erupsi magnetik yang terjadi di permukaan matahari bisa sampai ke bumi.
Advertisement