Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpi tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un tidak terima dengan julukan "Rocket Man". Pemerintahan Korut pun menuntut agar jangan lagi muncul sebutan itu jika tak ingin ada konsekuensi fatal.
Peringatan itu diberikan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang juga memberikan julukan Rocket Man. Presiden Trump kembali memanggil Kim dengan sebutan itu di NATO Summit, London.
Dalam pertemuan pada Selasa, 6 Desember 2019, Trump berkata ia punya hubungan yang sangat bagus dengan Kim Jong-un, namun ia mengingatkan bahwa AS memiliki militer yang paling kuat sehinggga jangan diprovokasi. Itu ia ucapkan saat membahas nuklir Korut.
Advertisement
Baca Juga
"Kami memiliki militer terkuat yang pernah kami miliki, dan kami sejauh ini adalah negara paling kuat di dunia dan semoga kami tidak perlu menggunakannya. Tetapi jika perlu, kami akan menggunakannya," ucap Trump seperti dilaporkan AP News, Jumat (6/12/2019).
Trump pun menambahkan, "(Kim Jong-un) suka menembakan roket, kan? Itulah mengapa saya memanggilnya Rocket Man."
Wakil Pertama Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son-hui, mengkritik ucapan Donald Trump. Ia berkata ucapan itu membuat marah rakyat Korut terhadap AS. Korut pun mengancam akan kembali menyebut Trump sebagai "dotard" (bodoh akibat pikun).
"Jika ada bahasa atau ungkapan yang menambah atmosfer konfrontasi kembali digunakan ... maka itu tanda bahwa istilah dotard akan dipakai lagi," ujarnya.
Donald Trump sendiri dikenal suka memberi julukan ke berbagai orang, termasuk kepada dirinya sendiri. Trump pun menjuluki dirinya sebagai Tariff Man karena hobi memberikan sanksi tarif.
Masalah Kim Jong-un menambah lagi catatan drama Donald Trump di NATO Summit. Ia juga sempat silat lidah dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan menyebut Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sebagai orang bermuka dua.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Silat Lidah dengan Emmanuel Macron
Bukan Donald Trump namanya jika tidak membuat situasi lebih gaduh dan dramatis. Kabar terkini, sang presiden miliarder blak-blakan silat lidah dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di NATO Summit 2019.
Dalam konferensi pers di London, Presiden Donald Trump menjawab pertanyaan reporter soal pasukan asing ISIS yang berhasil ditangkap oleh tentara Amerika Serikat (AS). Ia berkata para militan asing itu banyak berasal dari Eropa.Â
"Kita punya banyak tentara ISIS yang tertangkap di Suriah, dan mereka berada di penjara. Banyak dari mereka datang dari Prancis, Jerman, Inggris. Mereka kebanyakan dari Eropa," ujar Trump, Rabu kemarin.
Kehadiran militan asing itu pun menjadi masalah baru, sebab negara-negara Eropa ogah menerima mereka kembali. Hal tersebut pun dikeluhkan Turki yang kesal karena harus menampung para militan ISIS.
Presiden Donald Trump pun memberi ancaman halus pada Presiden Macron, bahwa ia siap menghibahkan pasukan ISIS yang ditangkap negaranya kepada Prancis.
"Apa kamu mau beberapa pasukan ISIS yang menyenangkan? Saya bisa memberikan mereka padamu. Kamu bisa mengambil semua yang kamu inginkan," kata Trump.
Presiden Macron pun buru-buru membantah omongan Trump dan menyebut kebanyakan militan ISIS berasal dari negara-negara setempat. Ia pun melancarkan sindiran halus bahwa pertempuran dengan ISIS belum selesai, padahal Trump sudah mengklaim kemenangan melawan kelompok militan tersebut.
"Urusannya belum selesai. Saya menyesal mengatakannya. Masih ada militan di daerah itu. Di Suriah dan sekarang di Irak," kata Macron.
Advertisement
Justin Trudeau Bermuka Dua
Donald Trump juga tidak senang mendengar Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau meledeknya di NATO Summit, London. Kejadian itu terekam kamera, dan suara serta ekspresi Trudeau tampak jelas.
Dalam video yang beredar, Justin Trudeau sedang berbicara dengan PM Inggris Boris Johnson, PM Belanda Mark Rutte, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Buckingham. Suara Trudeau pun terdengar jelas membahas Trump yang terlambat datang.
Dilaporkan CNN, kejadian bermula saat PM Johnson bertanya kenapa Macron terlambat. Respons Macron tak terdengar, namun Trudeau langsung berbicara bahwa "seseorang" melakukan konferensi pers selama 40 menit.
"Ia terlambat karena mengadakan 40 menit konferensi pers di atas. Kamu lihat mulut timnya menganga," kata Trudeau pada Selasa petang, 3 Desember 2019.
Meski PM Trudeau tidak menyebut nama, Donald Trump adalah satu-satunya pemimpin dunia yang mengadakan konferensi pers selama 40 menit.
Merespons hal tersebut, Donald Trump menyebut Justin Trudeau bermuka dua. Ini ia sampaikan ketika melakukan konferensi pers bersama Kanselir Jerman Angela Merkel.
"Saya pikir ia bermuka dua, tetapi sejujurnya ia orang baik," kata Trump yang membatalkan konferensi pers bersama Trudeau.
Ia pun berkata Trudeau hanya sedang kesal karena Trump membahas anggaran NATO. Donald Trump seringkali menekan anggota NATO untuk menaikan sumbangan mereka ke anggaran NATO.
Mayoritas negara NATO tidak memenuhi alokasi sumbangan anggaran sebesar dua persen GDP masing-masing negara. Anggaran NATO Kanada hanya 1,27 persen.